Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertekad mengurangi kekerasan senjata ketika memperingatkan masyarakat AS terhadap bahaya atas lonjakan korban pembunuhan pada musim panas.
“Kita hadapi mereka yang jahat dan melakukan hal-hal buruk juga berbahaya di komunitas dan bangsa kita,” kata Biden dalam sebuah pidato Gedung Putih yang menguraikan program pemerintah yang komprehensif.
Biden bersumpah “tidak ada toleransi” bagi para pengedar senjata yang jahat dan mereka yang memperdagangkan senjata dari kota ke kota.
“Kami akan pastikan kalian tidak bisa mempertaruhkan kematian dan kekacauan di jalan-jalan,” kata Presiden AS itu lebih lanjut.
Pemerintahan Biden berencana menyediakan $350 miliar stimulus federal untuk mendanai departemen kepolisian di daerah-daerah dengan tingkat kejahatan kekerasan yang mengalami peningkatan.
Presiden Biden juga menegaskan celah perlu ditutup karena “terlalu banyak orang saat ini yang membeli senjata namun tidak seharusnya membeli senjata.” Ditanya oleh VOA apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengubah pola pikir mereka yang akan menembak orang lain dengan senjata, Biden menyebutkan program kesehatan mental, pendidikan anak usia dini, juga tidak menyangkal perlunya perumahan umum untuk mereka yang telah dibebaskan dan menemukan cara untuk melibatkan kembali mereka yang bebas dari penjara di lingkungan mereka, termasuk “memberi mereka harapan, kesempatan.” Lonjakan kasus pembunuhan dan penembakan dimulai musim panas lalu setelah kota-kota mulai melonggarkan pembatasan terkait COVID-19.
Menurut survei terbaru oleh Major Cities Chiefs Association, sebuah organisasi profesional eksekutif polisi yang mewakili kota-kota terbesar di Amerika Serikat dan Kanada, sebanyak 8.077 pembunuhan terjadi di 66 kota besar AS pada 2020, naik 33 persen dari 2019, yang memiliki 6.087 kasus pembunuhan.