Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, pada Selasa (7/2) malam, bahwa “kisah Amerika adalah kisah mengenai kemajuan dan ketangguhan” di saat menyampaikan pidato kenegaraan keduanya.
Pidatonya tersebut berfokus pada kebijakan ekonomi dalam negeri yang ia jalankan, termasuk seruan kepada lawan Republiknya untuk bekerja sama.
“Dua tahun lalu, COVID menutup bisnis kita, menutup sekolah dan merampok banyak hal dari kita,” kata Biden di hadapan anggota Kongres AS.
“Hari ini, COVID tidak lagi mengendalikan hidup kita,” katanya.
“Dan dua tahun lalu, demokrasi kita menghadapi ancaman terbesar sejak Perang Saudara.
Hari ini, meski terluka, demokrasi kita tetap utuh dan tak terpatahkan,” tambahnya.
Menghadapi Kongres yang kini dikuasai oleh Partai Republik, yang memiliki kursi terbanyak di DPR, Biden mengutip undang-undang yang disahkan oleh anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat, termasuk Rancangan Undang-undang infrastruktur besar-besaran, bantuan untuk Ukraina, dan perlindungan terhadap hak pernikahan sesama jenis.
“Kepada teman-teman saya dari Partai Republik, jika kita bisa bekerja sama di Kongres periode lalu, tidak ada alasan kita tidak bisa bekerja sama dan mencari kesepakatan di Kongres yang baru ini,” kata Biden.
Biden diperkirakan akan kembali berunding untuk menaikkan pagu utang, yang merupakan jumlah maksimum yang dapat dipinjam Departemen Keuangan AS untuk membayar tagihannya.
AS mencapai batas utang sebesar $31,4 triliun pada bulan Januari lalu.
Kongres kini memiliki waktu hingga pertengahan tahun untuk menaikkan batas tersebut sebelum AS gagal membayar pinjamannya.
Kevin McCarthy, ketua DPR yang baru terpilih mengatakan, Partai Republik akan terus menentang apa yang mereka anggap sebagai pengeluaran berlebihan.