Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden sepanjang hari Senin (23/1) mendapat informasi terbaru mengenai perkembangan seputar penembakan massal yang terjadi di Los Angeles pada Sabtu (21/1) malam.
Juru bicara pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan presiden mendapat pengarahan dari penasihat Keamanan Dalam Negeri Liz Sherwood-Randall.
Pencarian motif di balik penembakan di sebuah aula dansa ballroom di Los Angeles itu mengarahkan polisi pada komunitas rumah mobil ketika mereka pada Senin, menyelidiki masa lalu tersangka, yang berusia 72 tahun, dan kaitannya dengan studio dansa itu.
Sementara itu, jumlah korban tewas bertambah menjadi 11 orang setelah petugas kesehatan mengumumkan satu dari 10 orang yang terluka telah meninggal dunia.
Tersangka, Huu Can Tran, yang ditemukan tewas akibat luka tembak yang dilakukannya sendiri pada hari Minggu, sempat dua kali bulan ini mendatangi kantor polisi di Hemet, kota tempat tinggalnya.
Juru bicara kepolisian, Alan Rayes kepada kantor berita Associated Press mengatakan Tran mengadu menjadi korban penipuan, pencurian dan peracunan oleh anggota keluarga antara 10 sampai 20 tahun lalu di daerah LA itu.
Tran mengatakan ia akan kembali ke kantor polisi itu membawa bukti-bukti dokumen tetapi tidak pernah melakukannya.
Presiden memerintahkan agar bendera diturunkan di Gedung Putih untuk menghormati mereka yang tewas.
Penembakan selama perayaan Tahun Baru Imlek itu menyebabkan gelombang ketakutan diantara komunitas Asia-Amerika dan membayangi perayaan nasional.