Biden Kunjungi Israel, Batalkan Kunjungan ke Yordania setelah Ledakan di Rumah Sakit Gaza

0
81

Presiden AS Joe Biden Rabu (18/10) tiba di Israel di tengah-tengah meningkatnya konflik setelah ledakan kuat di sebuah rumah sakit di Gaza, yang mendorong saling tuduh dan protes di berbagai penjuru di kawasan.

Sementara Biden dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Israel sebagai unjuk dukungan bagi sekutu lama AS itu, sebuah pertemuan penting di Yordania dengan para pemimpin Arab dibatalkan setelah ledakan tersebut.

Militan Hamas menyalahkan Israel atas ledakan di Rumah Sakit Ahli Arab di Kota Gaza, menyebutnya sebagai “kejahatan genosida yang sekali lagi mengungkapkan wajah buruk musuh kriminal ini serta pemerintah teroris dan fasisnya.” Hamas mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa ada “ratusan korban, sebagian besar adalah keluarga pengungsi, pasien, anak-anak dan perempuan.” Otoritas Palestina mengatakan sekitar 500 orang tewas.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah bersalah, dan mengatakan bahwa sebuah roket nyasar yang ditembakkan kelompok paramiliter Palestina Jihad Islam menghantam rumah sakit tersebut.

Kelompok militan itu membantah bertanggung jawab atas serangan itu.

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan hari Rabu bahwa tidak ada kerusakan struktural pada bangunan, tidak ada lubang besar, yang konsisten dengan serangan udara Israel.

Ia juga menuduh Hamas membesar-besarkan jumlah korban.

Biden mengatakan kepada PM Israel Benjamin Netanyahu bahwa ia “sangat sedih dan marah atas ledakan di rumah sakit,” dan bahwa “berdasarkan apa yang saya lihat, ini dilakukan oleh tim lain, bukan Anda.” Pemimpin AS itu berjanji untuk memastikan Israel mendapatkan apa yang dibutuhkannya untuk membela diri.

Setelah Tel Aviv, Biden semula dijadwalkan melanjutkan lawatan ke Amman, Yordania.

Tetapi setelah serangan terhadap rumah sakit di Gaza, lawatan itu dibatalkan karena para pemimpin negara-negara yang bertetangga dengan Israel – Raja Yordania Abdullah dan Presiden Mesir Abdel-Fatah el-Sissi– memutuskan untuk tidak mengadakan pertemuan puncak dengan Biden dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.

Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour pada Selasa mengatakan, “Saudara-saudara kami di Yordania mengatakan kami tidak dapat mengadakan pertemuan puncak dengan kondisi ini.

Hanya satu hal yang masuk akal – jika ia (Biden) melakukan gencatan senjata dan mengatakan, ‘saya akan memaksakan penerapannya.’” Gedung Putih melansir sebuah pernyataan kira-kira pada saat keberangkatan Biden.

“Setelah berkonsultasi dengan Raja Yordania Abdullah II dan sehubungan dengan hari-hari berkabung yang diumumkan Presiden Abbas dari Otoritas Palestina, Presiden Biden akan menangguhkan perjalanannya ke Yordania dan rencana pertemuannya dengan kedua pemimpin itu dan Presiden Sisi dari Mesir,” kata pernyataan itu.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Selasa (17/10) mengatakan bahwa apa yang dilakukan Israel dalam memutus akses ke layanan dasar seperti air, makanan dan listrik “tidak sesuai dengan hukum internasional.”