Presiden AS Joe Biden menjanjikan “aksi eksekutif yang kuat” untuk melawan perubahan iklim, meski terdapat kemunduran dalam beberapa pekan belakangan, yang telah membatasi kemampuannya untuk meregulasi emisi karbon dan mendorong energi bersih, seperti angin dan tenaga surya.
Mahkamah Agung bulan lalu membatasi bagaimana UU anti-polusi udara di negara itu bisa digunakan untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari pembangkit listrik.
Lalu pada Kamis (14/7), Senator Joe Manchin, seorang Demokrat dari negara bagian Virginia, mengatakan ingin menunda RUU lingkungan yang telah didorong oleh Demokrat sebagai upaya penting untuk mencapai target iklim Biden yang ambisius.
Biden mengatakan pada Jumat (15/7) bahwa “aksi terkait perubahan iklim dan energi bersih semakin mendesak dari sebelumnya.” Biden telah berjanji untuk mengurangi separuh emisi gas rumah kaca pada 2030, dibandingkan dengan tingkat emisi pada 2005.
Apabila Senat tidak bertindak untuk mengatasi perubahan iklim dan mendorong energi bersih, “Saya akan mengambil langkah eksekutif yang kuat untuk mencapai momen ini,” kata Biden dalam pernyataan dari Arab Saudi, dimana ia bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Biden tidak merincikan langkah apa yang akan ia ambil mengenai iklim, tapi mengatakan hal itu akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keamanan energi, memperkuat manufaktur domestik dan melindungi konsumen dari kenaikan harga minyak dan gas.
“Saya tidak akan mundur,” janjinya.