Biden Dukung Permohonan Swedia dan Finlandia Jadi Anggota NATO

0
78

Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis (19/5) menyambut antusias permohonan Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi keamanan NATO – sebuah langkah yang akan menjadikan dua dari kekuatan militer Eropa paling modern berbatasan langsung dengan sisi barat laut Rusia.

Dalam keterangannya dari Rose Garden di Gedung Putih, sambil diapit Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson dan Presiden Finlandia Sauli Niinistö, Biden menyatakan dirinya akan mengirimkan permohonan keanggotaan kedua negara itu ke Kongres AS, di mana ia mengharapkan persetujuan kilat.

“Swedia dan Finlandia memiliki institusi demokrasi yang kuat, kekuatan militer yang kuat, serta ekonomi yang kuat dan transparan,” kata Biden.

“Juga sikap moral yang kuat tentang apa yang benar.

Mereka memenuhi setiap persyaratan NATO, bahkan lebih dari itu.” Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan permohonan Swedia dan Finlandia itu Rabu lalu di markas NATO di Brussels, hari Rabu (18/5).

Ke-29 anggota NATO lainnya harus secara konsensus menyetujui keanggotaan kedua negara tersebut – proses yang biasanya memakan waktu satu tahun, namun diperkirakan akan lebih cepat dalam kasus Swedia dan Finlandia.

Pendaftaran kedua negara itu menandai perubahan signifikan dari sikap netral keduanya selama puluhan tahun, semenjak terjadinya Perang Dingin.

Keputusan Moskow untuk menginvasi negara tetangganya, Ukraina, pada 24 Februari lalu meningkatkan ketakutan kedua negara, terutama Finlandia, yang memiliki perbatasan sepanjang lebih dari 1.300 kilometer dengan Rusia.

Hanya Turki satu-satunya anggota NATO yang menyatakan keberatan atas rencana bergabungnya kedua negara Baltik tersebut.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh keduanya memberi perlindungan kepada “teroris” dan menjatuhkan sanksi pada Turki.

Sementara itu, pengamat menilai bergabungnya Swedia dan Finlandia ke dalam NATO dapat semakin memprovokasi Rusia.

“Saya khawatir ekspansi NATO dengan menambahkan Finlandia dan Swedia seperti memprovokasi Rusia,” kata Melanie Sisson, peneliti Brookings Institution, kepada VOA melalui Zoom.

Ia menambahkan, “Saya khawatir, terlepas dari pandangan siapapun tentang nilai tambah yang diberikan Swedia dan Finlandia kepada aliansi itu, pembahasan isu itu saat ini kurang bijaksana dan justru, menurut saya, menunjukkan kurangnya kesabaran strategis.

Saya khawatir dinamika tersebut dapat memicu reaksi berbeda dari Rusia dari apa yang kita perkirakan akan terjadi.” Presiden Rusia Vladimir Putin telah menggambarkan ekspansi NATO ke arah timur – mendekati Rusia – sebagai ancaman bagi Moskow, dan menyebut keinginan Ukraina untuk bergabung dengan aliansi tersebut menjadi alasannya menginvasi Februari lalu.