Biden Dinyatakan Sebagai Pemenang di Arizona

0
65

Presiden terpilih AS Joe Biden menjadi pemenang di negara bagian Arizona, sebut berbagai media besar AS.

Ini menambah perolehan suara elektoralnya sementara Presiden Donald Trump masih menolak untuk mengaku kalah.

Dengan lebih dari 99 persen suara telah dihitung di negara bagian itu, Biden mengungguli Presiden Trump dengan selisih sekitar 11 ribu suara.

The New York Times, CNN, NBC News dan The Washington Post termasuk di antara berbagai organisasi berita yang hari Kamis (12/11) memproyeksikan Biden sebagai pemenang di Arizona, yang secara historis merupakan kubu kekuatan partai Republik.

Fox News dan Associated Press juga menyatakan Biden menang di Arizona pada pekan lalu.

Edison Research juga memproyeksikan Biden sebagai pemenang di Arizona, dengan memberikannya total 290 suara elektoral yang menentukan hasil pemilu.

Biden sebelumnya telah merebut 270 suara elektoral yang diperlukan untuk memenangkan jabatan di Gedung Putih, memuluskan jalannya untuk dilantik pada 20 Januari mendatang.

Trump, dari partai Republik, telah berulang kali mengemukakan klaim tak berdasar bahwa ia dikalahkan oleh kecurangan pemilu yang meluas.

Tetapi sebuah pernyataan yang dirilis hari Kamis oleh Badan Keamanan Keamanan dan Infrastruktur Siber, badan federal yang dibentuk Trump pada tahun 2018, menyatakan bahwa pemilu 3 November lalu merupakan pemilihan yang paling aman dalam sejarah AS.

Pernyataan badan tersebut merupakan penolakan paling tegas sejauh ini terhadap kubu kampanye Trump yang ingin merusak integritas pemilu.

Para pejabat pemilu di tingkat negara bagian juga melaporkan tidak ada penyimpangan serius sementara gugatan hukum Trump gagal di pengadilan.

Meskipun Biden diproyeksikan sebagai pemenang pemilihan presiden, hasilnya tergantung pada gugatan hukum dan penghitungan ulang suara.

Negara bagian-negara bagian wajib memenuhi tenggat 8 Desember untuk mengesahkan hasil penghitungan suara mereka dan memilih para elektor atau perwakilan pemilih, yang secara resmi akan memilih presiden baru pada 14 Desember.