Biden Berusaha Turunkan Harga Daging untuk Tingkatkan Persaingan Industri Lokal

0
71
President Joe Biden speaks during the 59th Presidential Inauguration at the U.S. Capitol in Washington, Wednesday, Jan. 20, 2021.(AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Presiden Joe Biden, pada Senin (3/1), secara virtual bertemu dengan sejumlah petani dan peternak independen untuk menyusun inisiatif guna mengurangi harga pangan lewat peningkatan persaingan dalam industri daging.

Hal ini merupakan bagian dari usaha lebih luas untuk menunjukkan bahwa pemerintah AS berupaya memerangi inflasi yang terjadi.

Acara Gedung Putih itu dilakukan terkait bertambahnya inflasi dari perkiraan yang telah menggagalkan agenda Biden.

Harga konsumen pada November lalu naik sebesar 6,8 persen dibanding 12 bulan sebelumnya — yang menjadi angka tertinggi dalam 39 tahun.

Selama pertemuan pada Senin (3/1) itu, Biden menyasarkan pabrik-pabrik pengolahan daging, yang berperan dalam penetapan harga yang dibayarkan kepada sejumlah petani dan yang pada akhirnya dibebankan kepada para konsumen.

Gedung Putih mengatakan empat perusahaan terbesar dalam industri tersebut menguasai 85 persen pasar daging sapi dan 70 persen pasar daging babi.

“Perusahaan-perusahaan besar memperoleh keuntungan besar,” kata Biden.

“Ketika keuntungan mereka meningkat, harga di swalayan juga naik, sementara harga produk pertanian menurun,” Biden menguraikan.

“Kapitalisme tanpa persaingan bukanlah kapitalisme.

Ini eksploitasi.

Itu yang kita lihat sekarang terjadi pada industri daging, peternakan ayam dan industri-industri terkait,” ujar Biden menambahkan.

Langkah-langkah yang ditetapkan Biden termasuk mendistribusikan anggaran sebesar $1 miliar dari paket bantuan virus corona untuk membantu pengolah daging independen bisa berkembang, termasuk dana tambahan untuk pelatihan pekerja sekaligus memperbaiki kondisi di industri tersebut.

Biden menyatakan pemerintahannya juga akan mengkaji kemungkinan penerapan aturan baru untuk pengemas daging dan beberapa persyaratan pelabelan yang akan memaparkan produk itu sebagai “Produk AS.” Upaya itu merupakan bagian dari upaya untuk memulihkan narasi perekonomian Amerika.

Selain inflasi, gelombang wabah virus corona yang berulang telah meredam opini masyarakat terkait ekonomi meskipun terjadi pertumbuhan yang kuat selama setahun terakhir.