Biden Beri Grasi, Termasuk pada Agen Secret Service

0
82

Presiden Amerika Joe Biden memberikan tiga pengampunan pertama pada masa jabatannya, yaitu grasi pada agen Dinas Rahasia (Secret Service) era Kennedy yang dihukum karena tuduhan suap federal ketika ia mencoba menjual salinan arsip badan itu, dan dua pengampunan lain pada dua orang yang dihukum terkait narkoba tetapi kemudian menjadi pilar dalam komunitas mereka.

Presiden dari Partai Demokrat itu juga meringankan hukuman pada 75 orang lain yang dijatuhi hukuman karena narkoba, tanpa aksi kekerasan.

Gedung Putih mengumumkan grasi itu hari Selasa (26/4) ketika meluncurkan serangkaian pelatihan kerja dan program adaptasi dengan masyarakat bagi mereka yang dipenjara atau baru-baru ini dibebaskan.

Banyak dari mereka yang menerima keringanan hukuman itu telah menjalani hukuman tahanan rumah selama perebakan pandemi COVID-19.

“Amerika adalah negara hukum dan kesempatan kedua, penebusan, dan rehabilitasi,” ujar Biden dalam sebuah pernyataan ketika mengumumkan grasi tersebut.

“Pejabat terpilih di kedua sisi, pemimpin agama, pembela hak-hak sipil dan pemimpin aparat penegak hukum setuju bahwa sistem peradilan pidana kita dapat dan harus mencerminkan nilai-nilai inti yang memungkinkan komunitas yang lebih aman dan lebih kuat,” tambah pernyataan itu.

Mereka yang menerima pengampunan hari ini adalah: 1.

Abraham Bolden Sr, usia 86 tahun, agen Secret Service berkulit hitam pertama yang bertugas mengawal presiden.

Pada tahun 1964, Bolden yang bertugas di tim pengawal Presiden John F.

Kennedy, menghadapi tuduhan suap federal bahwa ia berusaha menjual salinan dokumen Secret Service.

Dalam persidangan kedua, seorang saksi kunci mengaku berbohong atas permintaan jaksa.

Persidangan ualng bagi Bolden, yang berasal dari Chicago, ditolak hakim dan ia menjalani beberapa tahun di penjara federal.

Bolden telah mempertahankan sikap dan keyakinan tidak bersalahnya dan menulis sebuah buku di mana ia berargumen bahwa ia menjadi sasaran karena berbicara menentang perilaku rasis dan tidak profesional di Secret Service.

2.

Betty Jo Bogans, usia 51 tahun, dihukum pada tahun 1998 atas kepemilikan narkoba dengan maksud untuk mendistribusikannya di Texas, bagi pacar dan kaki tangannya.

Bogans, seorang ibu tunggal tanpa catatan hukum sebelumnya, divonis tujuh tahun penjara.

Beberapa tahun setelah dibebaskan dari penjara, ia memiliki pekerjaan yang konsisten, bahkan saat menjalani perawatan kanker.

Ia memiliki seorang putra.

3.

Dexter Jackson, 52 tahun, dari Athena, Georgia, divonis tahun 2002 karena menggunakan aula miliknya untuk memfasilitas perdagangan mariyuana.

Jackson mengaku bersalah dan mengakui bahwa ia mengizinkan bisnisnya digunakan oleh pengedar narkoba.

Setelah dibebaskan dari penjara, Jackson mengubah bisnisnya menjadi layanan perbaikan ponsel yang mempekerjakan siswa sekolah menengah setempat melalui progra yang memberikan pengalaman kerja bagi orang dewasa muda.

Jackson membangun dan merenovasi rumahnya di komunitas yang kekurangan fasilitas perumahan yang terjangkau.

Kelompok reformasi hak-hak sipil dan peradilan pidana telah mendorong Gedung Putih untuk meringankan hukuman, dan berupaya lebih keras mengurangi kesenjangan dalam sistem peradilan pidana.

Pengampunan atau grasi ini diberikan Biden ketika pemerintah menghadapi pengawasan Kongres atas pelanggaran dan perlakuan tidak semestinya terhadap narapidana Biro Penjara federal, yang bertanggungjawab atas narapidana yang menjalani hukuman tahanan rumah.

Sebagai Kepala Komite Kehakiman Senat, Biden sebelumnya membantu mengawal RUU “crime bill” tahun 1994, yang telah ditandantangani menjadi UU Pengendalian Kejahatan dengan Kekerasan dan Penegakan Hukum (Violent Crime Control and Law Enforcement Act).

Menurut banyak pakar hukum, aturan hukum itu berkontribusi pada hukuman yang keras dan penahanan massal warga kulit hitam.

Ketika bertarung untuk menjadi orang nomor satu di Amerika, Biden bertekad mengurangi jumlah orang yang dipenjara di Amerika dan menyerukan agar pelanggar narkoba tanpa kekerasan dialihkan ke pengadilan dan perawatan narkoba.

Ia juga mendorong pelatihan aparat penegak hukum yang lebih baik dan menyerukan perubahan sistem peradilan pidana untuk mengatasi kesenjangan yang membuat kelompok minoritas dan miskin menjadi bagian yang tidak proporsional dari populasi orang yang di penjara.

Pendahulu Biden, Donald Trump, memberikan 143 pengampunan dan 237 grasi selama masa jabatannya selama empat tahun.