Biden Berharap Netanyahu Membatalkan Perombakan Yudisial

0
75

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada Selasa (28/3), mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mengabaikan proposal perombakan peradilan, yang menyebabkan protes besar-besaran di Israel.

Pernyataan Biden tersebut membuat pemimpin Israel itu mengatakan bahwa ia tidak membuat keputusan berdasarkan tekanan dari luar negeri.

Netanyahu, pada Senin (27/3), menunda proposal perubahan, setelah sejumlah besar rakyat turun ke jalan untuk protes.

Gedung Putih awalnya mengatakan sebagai tanggapan bahwa Netanyahu harus mengkompromikan masalah itu.

Namun Biden bertindak lebih jauh pada Selasa dengan menjawab pertanyaan dari wartawan.

“Saya harap dia membatalkannya,” kata Biden, mengacu pada proposal yudisial yang akan memberi pemerintah Israel kendali lebih besar atas penunjukan Mahkamah Agung negara itu.

Netanyahu dengan cepat mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan.

“Israel adalah negara berdaulat yang membuat keputusan atas kehendak rakyatnya dan bukan berdasarkan tekanan dari luar negeri, termasuk dari negara sahabat,” katanya.

Ia menambahkan, pemerintahannya berusaha melakukan reformasi “melalui kesepakatan luas.

“Saya mengenal Presiden Biden selama lebih dari 40 tahun.

Saya menghargai tekadnya kepada Israel,” ujarnya.

Pada Senin malam, Netanyahu mengumumkan keputusannya untuk menangguhkan rencana itu, sampai parlemen kembali setelah libur Paskah dan Hari Kemerdekaan Israel bulan depan.

Ia mengatakan, krisis mengharuskan semua pihak untuk bertindak secara bertanggung jawab.