Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertolak ke Washington DC pada Sabtu (16/7) setelah bertemu dengan para pemimpin Arab di Jeddah, Arab Saudi.
Dalam lawatan itu, ia memaparkan visinya tentang keterlibatan AS di Timur Tengah untuk melawan Iran dan menegaskan pengaruhnya dalam kompetisi strategis dengan China dan Rusia.
“AS berkomitmen untuk membangun masa depan yang positif di kawasan ini, kemitraan dengan kalian semua,” kata Biden dalam sambutan di KTT GCC+3, pertemuan para pemimpin dari Dewan Kerja Sama Teluk – Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab – plus Mesir, Irak dan Yordania.
“Kami tidak akan menjauh dan meninggalkan kevakuman untuk diisi China, Rusia atau Iran,” katanya.
“Kami akan berusaha mengembangkan momen ini dengan kepemimpinan yang aktif dan berprinsip.” Biden memaparkan prinsip-prinsip keterlibatan AS di kawasan itu, termasuk mempererat kemitraan dan mendukung kapabilitas pertahanan negara-negara yang “berbasis pada aturan tatanan internasional,” dan menghalangi kekuatan asing dan regional yang berusaha mendominasi lewat aksi militer dan membahayakan kebebasan navigasi.
Biden juga mengumumkan bantuan keamanan pangan sebesar $1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.
Ia menyambut baik janji bantuan $3 miliar atau Rp 45 triliun dari para pemimpin Arab untuk infrastruktur global dan inisiatif investasi yang diluncurkan Washington untuk melawan program Sabuk dan Jalan China.