JAVAFX – Harga minyak mentah naik tipis diatas $62 per barel dalam perdagangan hari Selasa (11/06/2019) karena menguatnya kembali pasar saham dan adanya ekspektasi yang kuat pada OPEC dan sekutunya untuk terus menahan pasokan melawan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan permintaan.
Dorongan kenaikan harga minyak bersumber dari pernyataan Rusia pada hari Senin yang mengatakan bahwa pihaknya mungkin akan mendukung perpanjangan pemotongan pasokan yang dipimpin OPEC yang sebelumnya telah dilakukan bersama sejak Januari. Disisi lain, bursa saham juga menguat kembali setelah China melonggarkan aturan pendanaan untuk membendung penurunan ekonomi.
Harga minyak mentah Brent, naik 9 sen menjadi $ 62,38 per barel sementara harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate naik 38 sen menjadi $ 53,64.
Kenaikan harga memang mendapat dukungan secara dominan dari prospek pembatasan produksi minyak OPEC. Sayangnya, harga Brent sendiri telah turun hampir 20% dari puncaknya di tahun 2019 di atas $ 75 per barel di bulan April, tertekan oleh penurunan ekonomi yang mulai berdampak pada permintaan minyak. Memang prospek harga masih belum jelas sepenuhnya, dimana pembatasan pasokan yang direncanakan dan tidak disengaja lebih dari 4 juta barel per hari (bph) belum dapat mendukung harga karena pertimbangan ekonomi mengambil alih dalam dua minggu terakhir.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa sekutu termasuk Rusia, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC +, telah menahan pasokan sejak awal tahun untuk menopang harga. OPEC + kini dijadwalkan bertemu pada akhir Juni atau awal Juli untuk memutuskan apakah akan memperpanjang perjanjian. Komentar Rusia pada hari Senin, dan komentar pekan lalu dari Arab Saudi, memperkuat harapan kesepakatan akan diperbarui.
Sementara pembicaraan tentang pembatasan pasokan yang berkepanjangan adalah mendukung harga, kekhawatiran tentang melambatnya permintaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki dampak yang lebih besar pada sentimen. Ini membuktikan kerja keras melapisi serangkaian data yang kurang mendukung dicerna oleh pasar.
Analis memperkirakan konsumsi bahan bakar akan gagap seiring dengan ekonomi global. Konsultan energi FGE mengatakan pertumbuhan permintaan minyak mentah global bisa turun di bawah 1 juta barel per hari (bph) pada 2019 dari 1,3 menjadi 1,4 juta barel per hari yang diharapkan sebelumnya.
OPEC + telah mencoba untuk menghentikan penumpukan persediaan dan laporan mingguan terbaru dari Amerika Serikat diperkirakan menunjukkan penurunan kecil, 500.000 barel dalam stok. Diperkirakan bahwa persediaan minyak mentah turun 500.000 barel pekan lalu. American Petroleum Institute (API), mengeluarkan laporannya pada hari ini. (WK)