Pada masa pemerintahan Trump, AS melancarkan perang dagang kepada Cina dengan mengenakan tarif impor dengan alasan supaya terjadi keseimbangan neraca perdagangan dan juga melindungi akan hak intelektual Amerika. Hal ini sempat berdampak terhadap menurunnya perekonomian global sebelum adanya serangan dari pandemi Covid-19. Adanya pandemi Covid-19 yang melanda banyak negara di dunia telh mengacaukan perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi global mengalami penurunan drastis hingga masuk ke dalam situasi krisis setelah selama dua kuartal berturut-turun mengalami pertumbuhan ekonomi minus.
Tapi, seiring dengan gencarnya vaksinasi di beberapa negara, perekonomian dunia mulai bangkit, terutama di negara-negara maju seperti di Eropa dan Amerika Serikat, meskipun ada beberapa negara seperti Inggris yang sempat melakukan Lockdown kembali karena adanya varian baru Covid-19 di negaranya. Perekonomian global yang mulai bangkit ini masih menghadapi tantangan dari pergeseran pandemi Covid-19 yang mulai bergeser ke Asia seperti adanya Tsunami Covid-19 di India yang menelan banyak korban jiwa akibat banyaknya orang yang terinfeksi Covid-19 tak sebanding dengan jumlah oksigen dan juga tak sebanding dengan daya tampung RS.
Cina begitu gencar menyebarkan vaksin buatannya ke berbagai negara. Beijing berkomitmen menyumbang 40 juta vaksin ke berbagai negara Afrika dan juga beberapa negara Asia Tenggara seperti Kamboja dan Myanmar. Untuk menahan pengaruh Cina yang semakin meluas, AS juga berupaya untuk memberi sumbangan vaksin sebanyak 500 juta vaksin Pfizer ke 92 negara yang masih kekurangan vaksin seperti negara-negara berpenghasilan rendah dan Uni Afrika. AS kemungkinan akan mendistribusikn vaksin sebanyak 200 juta dosis sepanjang tahun 2021 dan 300 juta dosis di pertengahan tahun 2022. AS berupaya menjadi pemain kunci dalam memperluas vaksinasi Corona kepada negara-negara yang membutuhkan. Hal ini di lakukan untuk menghalau pengaruh Cina dengan ‘diplomasi’ vaksinnya. Jadi, perang dagang sudah lewat dan saatnya perang vaksin untuk berebut pengaruh dari negara-negara berkembang. Rencana Biden ini akan dia kemukakan pada pertemuan G7 yang membahas mengenai penanganan pandemi Covid-19. Donasi vaksin tersebut akan di salurkan melalui program berbagi vaksin internasional, COVAX, yang di dukung oleh organisasi kesehatan dunia WHO.
Jika rencana ini terwujud dan di jalankan seluruhnya, maka hal ini akan berdampak terhadap membaiknya perekonomian global yang dapat meningkatkan beberapa mata uang dan Gold ke depannya. Kita nantikan pertemuan G7 tanggal 11-13 Juni 2021 nanti.