Emas terus berjuang keras untuk mendapatkan kekuatan signifikan dalam mengawali pekan ini dan berfluktuasi dalam kisaran harga sempit untuk hari kedua berturut-turut dan berada sedikit di bawah level 1.960.
Mengawali pekan ini, emas terseret oleh kenaikan dolar AS yang tengah berusaha memperkuat pemulihan sejak Jumat setelah menyentuh level terendah satu bulan lebih atas pandangan hawkish Federal Reserve pekan lalu yang isyaratkan kemungkinan kenaikan biaya pinjaman hingga 50 basis poin pada akhir tahun ini, yang diyakini menjadi faktor utama penghambat harga emas.
Komentar dari beberapa pembuat kebijakan Fed, serta laporan terbaru bank sentral AS kepada Kongres juga diyakini memengaruhi harga emas. Salah satunya Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin, yang mengatakan bahwa menaikkan suku bunga lebih lanjut dapat menimbulkan risiko perlambatan ekonomi yang lebih signifikan.
Namun, beliau juga menambahkan bahwa Fed Mungkin saja akan melakukan langkah yang lebih nyaman untuk memperlambat perekonomian AS yang keras. Pernyataan ini yang memicu kenaikan yield obligasi Treasury 2 tahun AS menjadi 4,75% dan menopang Dolar AS bangkit dari level terendahnya.
Sentimen risiko yang lebih lemah menjadi faktor yang mendukung emas sebagai tempat berlindung yang aman. Namun, kenaikan yang signifikan masih tampak sulit dicapai di tengah sikap hawkish yang diadopsi oleh bank sentral utama lainnya. Reserve Bank of Australia (RBA), Bank of Canada (BoC), dan European Central Bank (ECB) memberlakukan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Bank of England (BoE) dan Swiss National Bank (SNB) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pekan ini, yang mungkin juga akan berkontribusi untuk membatasi harga emas.
Pasar saat ini akan fokus pada Laporan Kebijakan Moneter Semi-Tahunan Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat, di Washington DC. Sebagai kepala bank sentral, yang mengontrol suku bunga jangka pendek, dia memiliki pengaruh lebih besar terhadap nilai mata uang negara daripada orang lain. Pedagang meneliti keterlibatan publiknya karena sering digunakan untuk memberikan petunjuk halus mengenai kebijakan moneter di masa depan.
Sikap Powell yang lebih menunjukkan pernyataan yang hawkish terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan moneter bank sentral, akan cenderung menopang dolar AS untuk melanjutkan kenaikannya. Imbasnya, harga emas dan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya akan melemah. Namun, begitu juga sebaliknya, jika pernyataan Powell menunjukkan sikap dovish atau mungkin menimbulkan pesimis pasar, maka nilai tukar dolar AS terhadap mata uang mayoritas akan melemah dan emas akan mencoba pulih dari penurunan saat ini.