Sebagaimana dalam laporan Reuters, bahwa Amrita Sen dari Energy Aspects mengatakan hanya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Irak, dan Azerbaijan yang berada dalam posisi untuk meningkatkan produksi mereka guna memenuhi kuota OPEC sebagaimana yang telah ditetapkan, sementara delapan anggota lainnya kemungkinan akan kesulitan karena penurunan tajam produksi dan kekurangan investasi selama bertahun-tahun.
Menurut laporan itu, raksasa minyak Afrika Nigeria dan Angola adalah yang paling terpukul, dimana kedua negara tersebut telah memompa rata-rata 276kbpd di bawah kuota mereka selama lebih dari satu tahun sekarang. Mereka memiliki kuota gabungan OPEC sebesar 2,83 juta barel per hari menurut data Refinitiv, tetapi Nigeria gagal memenuhi kuotanya sejak Juli tahun lalu dan Angola sejak September 2020.
Di Nigeria, lima terminal ekspor darat yang dijalankan oleh perusahaan minyak besar dengan produksi rata-rata 900.000 barel per hari menangani minyak 20% lebih sedikit pada Juli dibandingkan waktu yang sama tahun lalu meskipun kuota dilonggarkan. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan produksi dari semua lapangan darat yang memasok lima terminal.