JAVAFX – Belum kuatnya komitmen denuklirisasi Korea Utara bisa angkat harga emas pada perdagangan hari ini di mana dukungan kenaikan suku bunga the Fed bisa sedikit tereleminasi oleh pengaruh Trump yang masih meragukan pernyataan Kim Jong-un di akhir pekan lalu.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan akhir pekan kemarin, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $10,50 atau 0,78% di level $1348,00 per troy ounce. Dalam sepekan perdagangannya, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,7% dan merupakan pekan perdagangan yang turun pertama kali sejak 3 pekan sebelumnya.
Nilai emas di perdagangan kemarin memburuk kembali dengan aksi ambil untung yang terjadi di saat ekonomi AS terlihat makin percaya diri untuk tetap menaikkan suku bunganya yang bisa terjadi secara agresif. Tentu hal ini bukan berita bagus buat pergerakan emas untuk terus bertahan di area positif dalam sepekan ini.
Hasil Beige Book membuat investor sempat maju dengan posisi beli emas, di mana ini berkat khawatirnya the Fed dalam menyikapi perang tarif dan perdagangan AS dengan China yang bisa membuat kinerja ekonomi AS cenderung kontraksi alias melemah tajam. Sebelumnya peringatan juga datang dari Dana Moneter Internasional atau IMF, bahwa potensi perang dagang tersebut bisa membuat pertumbuhan ekonomi global menurun tajam.
Namun diisyaratkan pula bahwa kondisi hutang bisnis di AS membaik, kemudian daya beli konsumennya juga sedang positif dan sektor tenaga kerja AS juga semakin oetat karena kekurangan jumlah tenaga kerja, sehingga semua ini merupakan pertanda inflasi AS bisa membaik. Beberapa pejabat the Fed sendiri juga menyatakan dengan nada hawkish bahwa kenaikan suku bunga adalah merupakan usaha meredam ekonomi AS yang memanas.
Akhir pekan lalu Presiden Kim Jong-un akan mengakhiri polemik nuklirnya, di mana sekarang akan menghentikan pengembangan senjata nuklirnya dengan segera menutup fasilitas nuklir dan berfokus ke bidang ekonomi. Namun pernyataan Presiden Kim ini disikapi sinis oleh Donald Trump karena Presiden Kim tidak menyebutkan akan melucuti senjata nuklirnya.
Presiden Trump serta banyak pihak bahwa kejadian 2012 terulang kembali, di mana kala itu Korea Utara juga pernah berjanji mengakhiri uji coba senjata nuklirnya, namun tak lama kemudian melakukan uji coba senjata lagi. Bila memang hari ini masih belum kepastian tentang akhir dari drama uji coba nuklir Korea Utara tersebut, maka emas masih bisa dalam posisi beli lagi.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters