Belajar Memahami 4 Bias Psikologi dalam Trading Forex

0
736

Pengantar:

Para trader forex tidak saja berkompetisi dengan trader lainnya di pasar forex, tetapi juga dengan diri mereka sendiri. Seringkali, sebagai seorang trader forex,  musuh terburuk Anda adalah diri sendiri.  Kita, sebagai manusia, secara alamiah bersikap emosional. Ego kita selalu benar—kita ingin membuktikan bahwa kita mengetahui apa yang kita lakukan dan kita mampu mengatasi diri sendiri.

Kita juga memiliki  naluri alamiah untuk bertahan. Segenap emosi dan naluri bisa dikombinasikan untuk mendukung kita bertransaksi dengan sukses, saat ini dan selanjutnya. Kebanyakan waktu (trading) yang kita lakukan berada pada kondisi emosi yang bagus, namun kerugian menghampiri kita,  maka kita mesti terus  belajar untuk mengontrolnya.

Banyak trader forex percaya bahwa idealnya  kita harus mengesampingkan emosi  (saat trading). Sayangnya, hal tersebut sangat tidak mungkin , bahkan  sejatinya emosi tertentu bisa menolong meningkatkan kesuksesan trading kita .

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk diri sendiri adalah belajar memahami diri Anda sebagai seorang trader. Kenali  kekuatan dan kelemahan diri Anda, lalu pilihlah gaya trading yang tepat bagi Anda.

Pada paparan di bawah ini, Anda akan belajar mengenai empat bias psikologis berikut pengaruhnya terhadap hasil trading Anda, dan apa saja yang  bisa Anda lakukan untuk mengatasinya. Bias dalam pengertian dasarnya adalah kecenderungan, perasaan atau pendapat tertentu, terutama yang sudah tertanam sebelumnya tetapi tidak beralasan. Semacam praduga.( www.dictionary.com/browse/bias)

  1. Bias Terlalu Percaya Diri

 2Bias Bertahan

  1. Bias Konfirmasi

4. Bias Menghindari Kerugian

 

  1. Bias Terlalu Percaya Diri

Bias terlalu percaya diri merupakan keyakinan yang berlebihan atas kemampuan Anda sebagai seorang trader. Jika Anda pernah  berfikir bahwa Anda telah meraih semuanya, Anda tidak banyak belajar dan  uang bagi Anda harus diambil di pasar forex. Anda mungkin menderita  bias terlalu percaya diri.

1.1. Bahaya Terlalu Percaya Diri

Trader yang terlalu percaya diri cenderung  menempatkan dirinya pada masalah  trading yang terlalu sering atau  melakukan trading dengan sangat besar (lotnya), sementara ia pulang begitu saja ke rumah. Maka tak pelak, trader yang terlalu percaya diri  akan  melakukan pola trading dengan sering keluar masuk posisi  serta menempatkan resiko terlalu banyak, yang biasanya berakhir pada kerugian yang mengenaskan.

1.2. Apakah Anda Terlalu Percaya Diri?

Jika Anda ingin mengetahui  apakah Anda memiliki kecenderungan terlalu percaya diri, maka tanyalah pada diri sendiri:” Apakah saya pernah masuk posisi baru setelah  kena stop loss bukan disebabkan oleh peluang entri lain yang saya amati, tetapi disebabkan saya tidak percaya bahwa saya salah?”

Anda juga bisa bertanya pada diri sendiri:”Pernahkah saya membuka banyak posisi saat transaksi dari biasanya, disebabkan saya yakin transaksi tersebut akan sukses?” Jika Anda pernah melakukan hal tersebut, Anda harus menyadari kecenderungan tersebut.

1.3. Mengatasi Terlalu Percaya Diri

Cara terbaik mengatasi  bias terlalu percaya diri adalah dengan  menetapkan aturan manajemen resiko secara ketat. Aturan tersebut, setidaknya mesti  mencakup beberapa hal, yaitu ;  seberapa banyak posisi transaksi pada satu waktu,  berapa banyak resiko yang dipertaruhkan pada setiap transaksi, dan berapa banyak resiko kerugian yang akan ditempuh sebelum menghentikan (sementara) transaksi dan selalu mengevaluasi strategi trading Anda.

Dengan membatasi jumlah posisi dalam transaksi dan jumlah resiko yang dipertaruhkan, Anda bisa menyebar resiko secara merata pada portofolio Anda.

2. Bias Stagnan/Mandeg

Bias stagnan adalah kecenderungan untuk meyakini bahwa masa depan akan terlihat sangat mirip dengan kondisi saat ini (status quo). Ketika Anda mempertahankan (kondisi) diri sendiri  dengan (kondisi) saat ini, Anda gagal menatap perubahan dramatis yang mungkin terjadi, sebagaimana fluktuasi  mata uang dan perubahan fundamental yang mempengaruhinya.

2.1. Bahaya Stagnan

Trader stagnan cenderung  bermasalah dengan keyakinan sendiri bahwa tren saat ini tidak pernah akan berakhir dan pembalikan dalam kekuatan ekonomi suatu negara adalah tidak mungkin. Sayangnya, trader stagnan  menjadi emosional saat menganalisa tren sebelumnya dari satu mata uang, dan terus menempatkan posisi transaksi berlawanan dengan tren baru yang berlaku saat ini.

Setiap posisi transaksi baru, terus mengalami kerugian yang kian menguras uangnya, disebabkan sikap bandel dengan melawan tren.

2.2. Apakah Anda Trader Stagnan?

Jika Anda ingin mengetahui  apakah diri Anda mempunyai kecenderungan stagnan, bertanyalah pada diri sendiri:”Pernahkan Saya  kehilangan uang disebabkan Saya tidak menerima bahwa tren telah berakhir?” Jika pernah, maka Anda perlu menyadari kecenderungan tersebut.

2.3. Mengatasi Stagnasi

Cara terbaik mengatasi stagnasi adalah  dengan mengamati multi time frame dalam grafik Anda.Jika Anda biasanya bertransaksi dengan grafik 1 jam, amati juga grafik 1 hari (daily) dan 1 pekan (weekly) setiap saat, kemudian amati dimana level-level support dan resisten untuk jangka yang lebih panjang (longer-term), dan bagaimana kecenderungan tren jangka panjang (long-term).

Anda juga harus mengamati grafik yang lebih pendek (short-term), guna menentukan kapan tren jangka pendek mengalami pola reversal (pembalikan).  Memperluas cakrawala Anda akan membantu Anda menghindari stagnasi diri sendiri pada setiap kondisi.

3.Bias Konfirmasi

Bias konfirmasi adalah kecenderungan untuk melihat informasi yang hanya (bisa) menegaskan keyakinan Anda yang sudah tertanam dalam diri sendiri. Misalnya, jika Anda yakin EUR/USD akan naik, maka Anda akan mencari berita, indikator teknikal dan faktor –faktor fundamental yang mendukung keyakinan Anda

3.1. Bahaya Pencarian Konfirmasi

Trader yang terlalu aktif mengejar konfirmasi  atas keyakinan sendiri cenderung kehilangan sinyal-sinyal peringatan kunci yang biasanya akan mencegah dari kerugian yang tidak perlu. Karena upaya memperteguh keyakinan sendiri, akhirnya fakta diabaikan. Pada akhirnya, trader tersebut melawan trend dan mengalami kerugian pada setiap transaksi yang disalahpahami.

3.2. Apakah Anda Pencari Konfirmasi?

Jika Anda ingin mengetahui, apakah Anda punya kencenderungan bias konfirmasi, maka tanyalah pada diri sendiri :”Seberapa sering Saya mencari sinyal-sinyal yang memungkinkan bahwa analisa Saya salah?” Jika  Anda menjawab jarang atau tidak pernah, Anda mungkin  menjadi pencari konfirmasi, dan Anda perlu menyadari kecenderungan tersebut.

3.3. Mengatasi Bias Konfirmasi.

Cara terbaik mengatasi bias konfirmasi adalah mencari seseorang, atau sekelompok orang untuk diajak berdiskusi tentang trading Anda.Mudah-mudahan orang atau kelompok orang tersebut tidak selalu sepakat dengan Anda.

Berbicara dengan banyak trader akan memperluas wawasan dan ide-ide yang akan membantu cara trading Anda dari beragam sudut pandang. Terkadang Anda akan memperkuat keyakinan dengan trader lain. Pada saat lain, berdiskusi dengan partner trading Anda akan merubah pemikiran Anda.

Tetaplah menjaga pemikiran yang terbuka, sehingga Anda dapat mendeteksi pergerakan baru (di pasar forex) dan  terhindar dari  menahan posisi terlalu lama, serta mengikis keyakinan yang telah berlalu.

4. Bias Membenci  Kerugian

Bias membenci kerugian didasarkan pada teori bahwa rasa sakit  disebabkan oleh kerugian $1000 adalah lebih besar dari suka cita meraih laba $1000. Dengan kata lain, ketakutan adalah penggerak motivasi (motivator) yang lebih kuat ketimbang keserakahan.

4.1. Bahaya Membenci Kerugian

Trader yang takut rugi nampaknya lebih suka menahan posis rugi daripada trader yang bisa menerima kerugian dalam jangka pendek dan bertransaksi lagi, untuk meraih transaksi yang lebih menguntungkan. Menahan posisi rugi akan membahayakan stabilitas portofolio Anda, dengan tidak saja menimbulkan kerugian, tetapi juga mencegah Anda untuk bertransaksi secara lebih baik lagi.

4.2. Apakah Anda Takut Rugi?

Jika Anda ingin mengetahui, apakah Anda memiliki kecenderungan membenci kerugian, maka tanyalah pada diri sendiri:”Pernahkan Saya menahan posisi rugi melewati titik dimana Saya tahu harus keluar posisi (cut loss) sebab Saya berharap harga akan berbalik dan menghapus kerugian Saya?”

Jika Anda pernah mengalami hal tersebut, maka Anda harus menyadari kecenderungan tersebut.

4.3. Mengatasi Bias Membenci Kerugian

Cara terbaik mengatasi bias membenci kerugian adalah bertransaksi dengan konsisten memasang order stop loss. Banyak trader meyakinkan diri sendiri saat transaksi dengan menerapkan “stop loss secara mental”—level stop loss yang ditaruh dalam pikiran dan berjanji akan beraksi jika harga mencapai level (stop loss) yang telah ditentukan.

Namun, seringkali, trader dengan menerapkan pola stop loss secara mental tersebut gagal untuk bertindak. Emosi telah membelenggunya, dan memilih untuk tetap bertahan, lantas mulai memberi beragam alasan,  dan pada akhirnya kerugian akan menerpa lebih banyak.

Maka, setiap Anda melakukan transaksi, pasanglah segera stop loss secara manual dan enyahkan setiap godaan untuk memasang stop loss secara mental.

(Sumber: Analis JAVAFX)

Untuk mendapatkan free signal trading, analisa market mingguan, full support langsung dari analis,

Hubungi JAVAFX :

Phone / WhatsApp : 082116448874

Apakah Anda membutuhkan informasi Training JAVAFX, Introducer Broker – IB, belajar forex, teknikal forex, signal forex, strategi forex dan analisa forex untuk melakukan transaksi trading forex, trading emas, trading oil, trading index minggu ini? Segera Hubungi Analis JAVAFX

Author : Rief