Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (20/2) bertemu dengan para pemimpin Turki di Ankara, dengan agenda utama pemulihan Turki dari gempa dahsyat dan posisinya sebagai suara yang diperlukan untuk memperluas NATO.
Jadwal Blinken termasuk pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Invasi Rusia ke Ukraina, yang minggu ini mencapai peringatan satu tahun, mendorong Swedia dan Finlandia untuk mencari jalan masuk ke aliansi pertahanan NATO, sebuah proses yang memerlukan persetujuan dengan suara bulat dari semua anggotanya.
Hungaria dan Turki adalah dua negara yang belum menyetujui permohonan keanggotaan baru itu.
Turki telah menyatakan keprihatinan keamanan mengenai Swedia, dengan alasan Swedia terlalu lunak terhadap kelompok-kelompok yang dianggap Turki sebagai organisasi teror.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pekan lalu dalam kunjungannya sendiri ke Turki bahwa “sekaranglah waktunya” bagi Turki untuk meratifikasi kedua negara sebagai anggota NATO yang baru.
Cavusolgu dan Erdogan masing-masing mengatakan Turki dapat mengevaluasi dua permohonan tersebut secara terpisah dan dapat menyetujui permohonan Finlandia.
Bantuan gempa Blinken tiba pada Minggu (19/2) di Turki, kunjungan pertamanya ke negara itu sejak menjadi menteri luar negeri AS dua tahun lalu.
Dia menjanjikan dana $100 juta sebagai bantuan tambahan AS untuk Turki dan Suriah setelah gempa bumi 6 Februari yang telah menewaskan lebih dari 44.000 orang.
“Saya berharap dapat belajar sebanyak mungkin dari mitra Turki kami tentang kebutuhan apa saja yang diperlukan, bagaimana kami dapat membantu dengan sebaik-baiknya, bagaimana kami dapat mengumpulkan sumber daya terbaik untuk membantu orang-orang di sini,” kata Blinken saat kedatangannya.