Pasar saham tertatih-tatih untuk mencari panduan dan dolar melemah pada Rabu (1/2), selagi semua mata tertuju pada besaran kenaikan suku bunga AS terbaru oleh bank sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed) untuk mendinginkan inflasi.
Dalam pengumuman resmi Rabu sore, kepala bank sentral Amerika Jerome Powell mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen, yang berarti kurang agresif dibandingkan kenaikan setengah persen pada bulan Desember, karena inflasi di ekonomi terbesar di dunia ini telah mereda kembali dari level tertinggi dalam beberapa dekade.
Bank Sentral Eropa dan Bank of England akan mengumumkan keputusan suku bunga terbaru mereka pada hari Kamis.
Pasar di AS terbukti kuat pada bulan Januari, di mana saham naik di tengah harapan bahwa pendinginan inflasi dapat membuat Federal Reserve melonggarkan rentetan kenaikan suku bunga yang telah mengguncang pasar saham Wall Street.
Sebagian besar kalangan Wall Street berharap The Fed menaikkan suku bunga sekali lagi saja pada Rabu sore ini, sebelum mengambil jeda dan kemudian mungkin menurunkan suku bunga menjelang akhir tahun.
Pemotongan suku bunga dapat mengurangi tekanan pada ekonomi dan meningkatkan harga investasi.
Namun, sejauh ini, The Fed bersikeras tidak merencanakan penurunan suku bunga paling cepat hingga 2024 dan ingin mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama sehingga tidak memberikan peluang pada memburuknya kembali inflasi.