Bank Sentral AS Berlakukan Kenaikan Suku Bunga Terbesar Sejak 1994

0
80

Bank Sentral AS, Rabu (15/6) mengumumkan akan memberlakukan kenaikan besar-besaran tingkat suku bunga dalam upaya mengatasi inflasi yang mencatat rekor tinggi.

Bank sentral memutuskan untuk meningkatkan suku bunga acuannya 0,75 persen.

Ini merupakan kenaikan yang terbesar sejak November 1994.

Kenaikan ini dilakukan sementara inflasi, yang mengukur harga barang-barang seperti makanan dan bahan bakar, naik menjadi 8,6 persen pada bulan Mei.

Tingkat inflasi tertinggi dalam 40 tahun ini digerakkan oleh permintaan pascapandemi yang tinggi bagi rumah, kendaraan, perjalanan serta barang-barang dan jasa lainnya, masalah rantai pasokan global, lockdown ketat terkait COVID-19 di China, serta serangan Rusia terhadap Ukraina.

Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral AS, mengatakan, “Saya akan mulai dengan satu pesan komprehensif.

Kami di Bank Sentral memahami kesulitan yang disebabkan oleh inflasi tinggi.

Kami berkomitmen kuat untuk menurunkan inflasi, dan kami bergerak cepat untuk melakukannya.

Kami memiliki perangkat dan tekad yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas harga demi keluarga dan bisnis Amerika.” Kenaikan 0,75 persen itu melebihi kenaikan setengah persen yang sebelumnya dikatakan Powell akan diberlakukan.

Tetapi ia mengatakan informasi terbaru menunjukkan inflasi lebih tinggi daripada yang diperkirakan.

Pasar AS bereaksi kuat setelah bank sentral mengumumkan kenaikan suku bunga yang agresif itu.

Indeks S&P 500 naik 1,5 persen, indeks rata-rata Saham Industri Dow Jones ditutup dengan kenaikan satu persen dan indeks komposit Nasdaq naik 2,5 persen.

Powell mengatakan kepada wartawan bahwa Bank Sentral kemungkinan besar akan menetapkan kenaikan setengah atau tiga per empat persen pada pertemuan mendatangnya pada bulan Juli.