Bantuan kemanusiaan dari masyarakat internasional ke Korea Utara menurun drastis pada tahun lalu, menurut data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) yang dirilis pada Minggu.
Penurunan itu terjadi di tengah penutupan perbatasan yang diberlakukan cukup lama untuk mencegah penyebaran COVID-19, menurut OCHA.
Penelusuran keuangan oleh badan PBB itu mengungkapkan bahwa bantuan ke Korut dari organisasi internasional dan lembaga lain pada 2022 mencapai sekitar 2,3 juta dolar AS (sekitar Rp34,6 miliar), turun drastis dari 14 juta dolar AS (sekitar Rp211 miliar) pada tahun sebelumnya.
Bantuan dari Swiss untuk negara itu pada tahun lalu lewat Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Kerja Sama Pembangunan Swiss (SDC) telah menyumbang 1,6 juta dolar AS (sekitar Rp24,1 miliar) atau 69,5 persen dari total dana bantuan pada 2022 itu.
Swedia pada tahun lalu memberikan 513.927 dolar AS (sekitar Rp7,74 miliar) kepada Korut melalui Palang Merah Swedia, sementara Palang Merah Norwegia di Oslo menyumbang 199.601 dolar AS (sekitar Rp3 miliar).
Data OCHA itu juga menunjukkan bahwa beberapa negara, termasuk Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman, telah menawarkan bantuan kepada Korut pada 2021 tetapi tidak merealisasikannya pada 2022.
Swiss tahun ini akan menyumbang bantuan lagi senilai 1,2 juta dolar AS (sekitar Rp18 miliar) melalui UNICEF untuk “layanan nutrisi penting” di Korut, menurut data hingga 4 Januari di situs web OCHA.