Pemerintah Azerbaijan pada Jumat (29/9) mengundang delegasi lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan investigasi di wilayah Karabakh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan Aykhan Hajizada mengatakan bahwa selama pendudukan Armenia, Armenia memblokir atau membatasi misi internasional berkunjung wilayah tersebut untuk memverifikasi hasil pendudukan, penghancuran, dan aktivitas ilegal.
“Meskipun tidak ada tindakan tersebut di atas, menyusul tindakan anti-terorisme yang dilakukan beberapa hari yang lalu, Azerbaijan telah mengundang badan-badan terkait PBB untuk mengunjungi wilayah Karabakh,” kata Hajizada melalui pernyataan.
Menurut dia, kunjungan tersebut akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang di bawah naungan Koordinator Tetap PBB di Azerbaijan, sesuai dengan Kerangka Kerja Sama Pembangunan Keberlanjutan PBB-Azerbaijan (2021-2025).
Pekan lalu setelah provokasi oleh pasukan Armenia di Karabakh, Azerbaijan mengatakan pihaknya melakukan kegiatan “kontraterorisme” di wilayah tersebut untuk menegakkan perjanjian damai trilateral tahun 2020 dengan Rusia dan Armenia.
Setelah 24 jam, gencatan senjata tercapai.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa kunjungan akan menciptakan kesempatan untuk mengenal kegiatan kemanusiaan Azerbaijan di wilayah itu.
“Selain itu, pemulihan infrastruktur tertentu, proses pelucutan senjata dan penyitaan persenjataan dari angkatan bersenjata ilegal Armenia, dan ancaman yang berasal dari ranjau darat akan diperlihatkan kepada tim,” katanya.
Hubungan antara Azerbaijan dan Armenia telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, serta tujuh wilayah yang berdekatan.
Azerbaijan membebaskan beberapa kota, desa, dan permukiman dari pendudukan pada musim gugur 2020, selama 44 hari bentrokan.
Perang itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia.Konflik Nagorno-Karabakh pecah lagi, ribuan pengungsi tiba di Armenia