JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(6/11/2017), awal pekan yang manis bagi harga emas untuk berharap tidak alami aksi jualnya di awal pekan perdagangannya hari ini, dimana sisi beli muncul pasca alami koreksi jual di perdagangan akhir pekan lalu yang disebabkan oleh membaiknya fundamental ekonomi AS.
Malam ini, emas akan diuji coba penguatannya lagi, dengan melihat masalah akhir pekan lalu dimana data pengangguran yang terendah sejak tahun 2000 dan aktivitas layanan manufaktur yang terbaik sejak 2005, tentu membuat investor berpikir keras terhadap investasi emas, dimana dolar AS masih terlihat lebih seksi dikoleksi ketika suku bunga the Fed nyata-nyata akan naik di Desember ini.
Hal inilah yang membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $2,70 atau 0,21% di level $1271,90 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex untuk sementara bergerak menguat $0,08 atau 0,45% di level $16,91 pertroy ounce.
Sebelumnya Presiden Trump yang telah memilih Jeremy Powell sebagai ketua the Fed yang baru sedang berjalan-jalan ke beberapa negara di Asia dan sekarang sedang berada di Jepang untuk membahas keberlanjutan kerjasama dengan Jepang dan Korea Selatan dalam mengatasi persoalan bandelnya Korea Utara yang terus mengembangkan tehnologi nuklirnya.
Beruntung tidak ada gejolak yang dilakukan oleh Korea Utara sepanjang hari ini sehingga secara nyata bahwa emas masih berada di level terendah 3 minggu terakhir ini.
Pergerakan emas yang belum mampu menguat lebih tajam akibat awal pekan ini Kongres AS akan segera melakukan amandemen terhadap reformasi pajaknya, sehingga investor masih kurang yakin tentang kebenaran masalah tersebut dan terlihat masih wait and see.
Rancangan undang-undang reformasi pajak AS beberapa pekan ini menjadi berita sampjngan yang bisa bikin emas naik turun hatinya dan masih kurang berpengaruh ke sisi negatif emas dimana reformasi pajak tersebut sebetulnya bahwa paket bantuan perbaikan ekonomi tersebut seharusnya dilakukan ketika negara sedang menghadapi kondisi genting seperti terjadinya resesi ekonomi, bukan ketika negara sedang sehat-sehatnya kondisi ekonominya, sehingga terkesan bahwa kebijakan fiskal ini terkesan mengada-ada dan malah membebani defisit anggaran pemerintah Trump.
Namun seperti kita ketahui bahwa adanya reformasi pajak ini bisa meningkatkan laju PDB AS atau pertumbuhan ekonominya sebesar 0,5% dalam tahun pertama pelanksanaannya sehingga suku bunga makin mudah dinaikkan.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: Bloomberg