Para pemimpin Austria menyerukan persatuan nasional setelah seorang dokter yang menghadapi ancaman pembunuhan dari aktivis anti vaksinasi dan ahli teori konspirasi pandemi virus corona, mengakhiri hidupnya sendiri.
“Mari kita akhiri intimidasi dan ketakutan ini.
Kebencian dan intoleransi tidak memiliki tempat di Austria kita,” kata Presiden Alexander Van der Bellen.
Dia memuji Lisa-Maria Kellermayr sebagai dokter yang mengabdi untuk menyembuhkan orang, melindungi mereka dari penyakit, dan mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap pandemi.
“Tetapi beberapa orang marah dengan ini.
Dan orang-orang ini membuatnya takut, mengancamnya, awalnya di internet dan kemudian juga secara langsung, langsung dalam praktiknya,” ujar Van der Bellen.
Jenazah dokter itu ditemukan di kantornya di Austria pada Jumat (29/7).
Semasa hidup, dia sering hadir dalam wawancara di media tentang upaya memerangi pandemi virus corona dan mempromosikan vaksinasi.
Media mengutip jaksa yang mengatakan pihaknya telah menemukan catatan bunuh diri dan tidak merencanakan autopsi.
Bulan lalu, Austria membatalkan rencana untuk memperkenalkan kewajiban vaksinasi COVID-19 untuk orang dewasa, dengan mengatakan tidak mungkin tindakan itu akan meningkatkan salah satu tingkat vaksinasi terendah di Eropa Barat.
Puluhan ribu orang telah turun di jalan dalam protes rutin terhadap lockdown tahun lalu dan rencana kewajiban vaksinasi, dengan menyoroti kesenjangan sosial atas langkah-langkah kesehatan masyarakat yang dialami banyak negara.
Namun kematian dokter—yang menurut asosiasi dokter Austria mencerminkan tren ancaman yang lebih luas terhadap staf medis—mengejutkan negara itu.
“Kebencian terhadap orang tidak bisa dimaafkan.
Kebencian ini akhirnya harus dihentikan,” kata Menteri Kesehatan JohannesRauch.