Otoritas kesehatan Australia tidak menganjurkan masyarakatnya untuk menerima suntikan vaksin COVID-19 kelima, meski mendesak mereka yang layak untuk mendaftar dan mendapatkan sisa dosis tambahan atau booster di tengah gelombang COVID terbaru negara tersebut.
Kasus rata-rata harian telah tercatat 47 persen lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya, sebagaimana dikatakan oleh Menteri Kesehatan Mark Butler dalam sebuah konferensi pers pada Selasa, di mana ia mengumumkan rekomendasi vaksinasi baru.
Jumlah kasus tetap berada 85 persen di bawah puncak gelombang sebelumnya pada akhir Juli lalu.
Butler mengatakan bahwa Kelompok Penasihat Teknis untuk Imunisasi Australia (ATAGI) tidak merekomendasikan dosis kelima, atau dosis booster vaksin, usai bukti dari gelombang di Singapura baru-baru ini menunjukkan bahwa gejala akut dan kematian jarang terjadi di antara mereka yang telah divaksin dan bahwa suntikan kelima memberikan dampak minim terhadap transmisi virus.
“ATAGI telah mempertimbangkan bukti internasional serta data lokal terkait jumlah vaksinasi, dan jumlah kasus dalam pandemi dan memutuskan untuk tidak merekomendasikan dosis kelima,” kata Butler.
“Mereka mencatat bahwa penyakit dalam tingkat akut dan kematian dalam gelombang di Singapura sangat jarang terjadi pada mereka yang telah menerima setidaknya dua dosis vaksin COVID.” Rekomendasi vaksin booster baru akan dibuat pada awal tahun depan menjelang musim dingin di bagian selatan dunia itu.
Butler mendesak mereka yang belum menerima vaksin dalam jumlah yang direkomendasikan untuk segera mendapatkannya.
Sebanyak 5,5 juta warga Australia, yang kurang lebih satu per lima dari total populasi, belum menerima vaksin dosis ketiga meski telah masuk dalam kategori layak.
Butler juga menerima rekomendasi ATAGI untuk menyetujui vaksin Pfizer yang spesifik untuk varian Omicron sebagai vaksin booster bagi orang dewasa, 4,7 juta dosis akan tiba menjelang distribusi yang dijadwalkan dimulai pada 12 Desember.
Vaksin untuk anak usia enam bulan hingga lima tahun buatan perusahaan tersebut juga akan disetujui untuk penggunaan pada mereka yang mengalami immunocompromised secara akut.
Berbicara bersama Butler, Kepala Petugas Kesehatan Paul Kelly mengatakan bahwa pengalaman Singapura mengindikasikan bahwa gelombang saat ini akan segera mencapai puncaknya dan jumlah kasus akan kemudian menurun dengan cepat.