Australia Desak AS dan China Hindari Gaya Perang Dingin Salah Langkah atau Salah Perhitungan

0
77

Australia telah memperingatkan bahwa tidak ada perlindungan untuk mencegah “salah langkah atau… kesalahan perhitungan” seperti era perang dingin antara Amerika dan China.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa “tidak ada pagar pengaman” untuk mencegah konfrontasi antara kekuatan besar.

Ketegangan meningkat antara Beijing dan Washington menyusul insiden militer lainnya di Selat Taiwan.

Angkatan Laut AS hari Senin (5/6) merilis video tentang apa yang dikatakannya sebagai “interaksi tidak aman” ketika sebuah kapal perang China melintas di depan kapal perusak AS.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, setelah kembali dari pertemuan keamanan regional di Singapura dan Vietnam dalam wawancara luas dengan lembaga kepenyiaran Australian Broadcasting Corp.

Senin, mengatakan, bahwa AS dan China membutuhkan pagar – atau pengaman- yang akan membantu mencegah potensi konflik atau konfrontasi.

Ia menambahkan bahwa komunikasi “antar negara” adalah cara terbaik untuk menghindari potensi “konsekuensi bencana”.

“Perdamaian tidak bisa diterima sebagai hal yang lumrah dan kuncinya, tentu saja, adalah dialog.

Masalah yang terjadi ada keretakan dalam hubungan itu, dan itusebabnya pemerintah AS menyerukan peningkatan dialog dengan China, itu sangat penting, dan itu yang kami dukung, dan hal itu kami desak China agar berpartisipasi,” jelasnya.

Australia dan sekutunya di Indo-Pasifik, termasuk Jepang dan Vietnam, khawatir terhadap meningkatnya ketegasan China di Laut China Selatan, salah satu wilayah yang paling disengketakan di dunia.

Australia disebut sebagai kekuatan penengah.

Aliansinya yang telah berlangsung puluhan tahun dengan Amerika merupakan landasan keamanan nasionalnya.

Sementara itu di Washington, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, Senin mengatakan tidak yakin mengenai pesan yang ingin dikirim China melalui insiden di Selat Taiwan akhir pekan lalu, namun ia menegaskan jika China ingin menghentikan operasi AS di kawasan tersebut, hal itu tidak akan terjadi.

“Lima dari tujuh pejanjian aliansi kita ada di Indo-Pasifik.

Sebagian besar arus perdagangan ekonomi internasional melalui Indo Pasifik.

Kita memiliki kebutuhan yang nyata di sana dan akan berada di sana, serta akan terus memperkuat dan menghidupkan aliansi dan kemitraan tersebut,” jelasnya.

Hubungan Australia dengan China yang merupakan mitra dagang terbesarnya, menjadi tegang dalam beberapa tahun terakhir karena hak asasi manusia, Laut China Selatan, demokrasi di Hong Kong, dan asal mula COVID-19.

Tetapi ada tanda-tanda bahwa diplomasi tingkat tinggi memulihkan stabilitas ke dalam hubungan bilateralnya.

Albanese, Senin mengkonfirmasi pembatasan impor yang diberlakukan oleh China pada buah plum Australia telah dicabut dalam beberapa hari terakhir menyusul langkah serupa untuk memungkinkan aliran komoditas Australia, termasuk batu bara, jelai dan kayu ke China.

Albanese mengatakan bahwa Asisten Menteri Luar Negeri China Hua Chunying juga akan berkunjung ke Australia pada bulan Juli.

Perdana Menteri Australia itu mengatakan ia kembali diundang untuk menghadiri KTT NATO bulan depan dan bahwa Canberra memiliki peran kunci dalam diplomasi regional dan global.