AS Tuntut Lima Tersangka Peretasan China, Dua Warga Malaysia

0
66

Jaksa penuntut Amerika Serikat, Rabu (16/9), mengumumkan dakwaan pidana terhadap lima tersangka peretas asal China dan dua pengusaha Malaysia.

Kasus itu terkait dengan penyusupan jaringan siber dalam beberapa tahun terakhir pada lebih dari 100 perusahaan dan entitas lainnya di Amerika Serikat dan negara lainnya.

Sejumlah petugas penegak hukum mengatakan upaya peretasan yang dituduhkan dari awal 2014 hingga Agustus 2020, menarget ribuan komputer di seluruh dunia, termasuk jaringan komputer beberapa perusahaan di industri video gae senilai $1 miliar, yang mengakibatkan kerugian jutaan dolar.

Kelima peretas yang diduga anggota dari kelompok peretas China yang dikenal sebagai APT-41, masih buron.

Mereka diidentifikasi sebagai Zhang Haoran, 35 tahun; Tan Dailin, usia 35 tahun; Jiang Lizhi, usia 35 tahun; Qian Chuan, usia 39 tahun; dan Fu Qiang, usia 37 tahun.

Dua pengusaha asal Malaysia – Wong Ong Hua, 46 tahun, dan Ling Yang Ching, 32 tahun – berhasil ditangkap di Malaysia pada Minggu (13/9).

AS sedang mengupayakan ekstradisi mereka, sebuah proses yang memakan waktu berbulan-bulan.

Keduanya dituduh berkonspirasi dengan dua peretas China untuk menjual mata uang video game dan barang-barang lain yang dicuri dari pengembang video game di Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.

Ketiga tersangka lainnya menghadapi dakwaan meretas jaringan komputer lebih dari 100 perusahaan, organisasi, dan individu di Amerika Serikat dan seluruh dunia, termasuk Australia, Brasil, Chili, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Pakistan, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Menurut dakwaan itu, ketiga pria tersebut juga diduga menyusupi jaringan komputer pemerintah India dan Vietnam, tetapi upaya itu gagal menembus jaringan pemerintah di Inggris.

Ketujuh pria itu telah didakwa dalam tiga dakwaan yang dijatuhkan pada Agustus 2019 dan Agustus 2020 dan diungkapkan pada Rabu (16/9).