JAVAFX – Amerika Serikat (AS) berencana untuk menyediakan bantuan keuangan hingga US $ 1 miliar kepada negara-negara di Eropa Tengah dan Timur apabila mereka mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas Rusia. Langkah ini diambil Washington untuk mencegah penyelesaian pipa gas Nord Stream 2 Rusia yang akan mengalir dari Rusia ke Jerman.
“Dan sebagai pernyataan baru hari ini tentang dukungan kami untuk kedaulatan, kemakmuran, dan kemandirian energi dari teman-teman Eropa kami, hari ini saya ingin mengumumkan bahwa melalui International Development Finance Corporation, dan dengan dukungan Kongres Amerika Serikat kami, kami bermaksud untuk menyediakan hingga $ 1 miliar dalam pembiayaan untuk negara-negara Eropa Tengah dan Timur. Tujuan kami cukup sederhana: Ini untuk menggembleng investasi sektor swasta di sektor energi untuk melindungi kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia, ”kata Menteri Luar Negeri A.S. Mike Pompeo pada Konferensi Keamanan Munich di Jerman minggu lalu.
Diantaranya Polandia dan negara-negara Baltik, yang menentang Nord Stream 2 dan berusaha untuk melepaskan diri dari ketergantungan energi Rusia, akan mendapatkan dana, demikian menurut harian bisnis Jerman Handelsblatt.
Sementara AS bermaksud untuk membantu mempromosikan investasi swasta di sektor energi Eropa tengah dan timur, AS pada saat yang sama bertujuan untuk melumpuhkan proyek Nord Stream 2, dengan alasan bahwa hal itu akan memberi Rusia lebih besar, dan bermuatan politik, pengungkitan terhadap pelanggan gas Eropa. .
Senat AS meloloskan pada bulan Desember RUU pertahanan besar-besaran yang mencakup menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan yang membantu raksasa gas Rusia Gazprom untuk menyelesaikan proyek pipa Nord Stream 2. Sanksi A.S. atas proyek telah membagi Eropa, dengan Jerman mengkritik campur tangan A.S. dalam kebijakan dan proyek energi Eropa.
Menyusul pengumuman sanksi, perusahaan perpipaan lepas pantai dan konstruksi bawah laut Allseas yang berbasis di Swiss segera menangguhkan kegiatan perpipaan Nord Stream 2.
Pejabat Rusia mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan Rusia dapat menyelesaikan proyek tanpa bantuan mitra asing, sementara Sekretaris Energi AS Dan Brouillette mengatakan kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara selama akhir pekan bahwa perusahaan-perusahaan Rusia tidak akan dapat menyelesaikan proyek di Laut Baltik karena mereka kekurangan teknologi untuk melakukannya.
