Pihak intelijen Amerika Serikat mengatakan terdapat kemungkinan akan berlangsungnya uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara, atau uji coba rudal jarak jauh, ataupun keduanya, sebelum, selama atau setelah lawatan Presiden Joe Biden ke Korea Selatan dan Jepang pada minggu ini, kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan pada Rabu (18/5).
Gedung Putih mengatakan Biden tidak akan mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan antara Korea Utara dan Korea Selatan dalam kunjungannya ke Korea Selatan, yang dimulai pada Jumat (20/5), setelah pekan lalu ia mengatakan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi zona tersebut.
“Informasi intelijen kami memang mencerminkan kemungkinan bahwa akan ada uji coba rudal lebih lanjut, termasuk uji coba rudal jarak jauh, atau uji coba nuklir, atau terus terang keduanya, pada hari-hari menjelang, di saat, atau setelah lawatan presiden ke kawasan tersebut,” kata Sullivan dalam jumpa pers di Gedung Putih.
“Kami sedang mempersiapkan segala kemungkinan,” tambahnya.
Sullivan mengatakan Amerika Serikat berkoordinasi erat dengan Korea Selatan dan Jepang dan ia juga telah membahas persoalan Korea Utara dengan rekannya dari China Yang Jiechi dalam pembicaraan telepon pada Rabu (18/5).
Lawatan Biden pada 20-24 Mei akan menjadi perjalanan pertamanya ke Asia sebagai presiden.
Agenda lawatan itu akan mencakup pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada 10 Mei dan telah bertekad akan bertindak lebih keras terhadap “provokasi” yang dilakukan oleh Korea Utara.