AS: Korea Utara akan Tanggung Konsekuensi untuk Setiap Pasokan Senjata ke Rusia

0
65

Penasehat Keamanan Nasional Amerika Jake Sullivan, pada Selasa (5/9), mengatakan perundingan senjata antara Rusia dan Korea Utara secara aktif mengalami kemajuan, dan mengingatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bahwa negaranya akan membayar harga mahal karena memasok senjata kepada Rusia untuk digunakan dalam invasi di Ukraina.

Memasok senjata pada Rusia “tidak akan berdampak baik pada Korea Utara, dan mereka akan menanggung konsekuensi dari masyarakat internasional,” ujar Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.

Sebelumnya pada hari yang sama, pihak Kremlin mengatakan mereka “tidak akan mengonfirmasi apapun” tentang pernyataan beberapa pejabat AS yang menyatakan bahwa Kim berencana melakukan perjalanan ke Rusia pada bulan ini untuk bertemu Presiden Vladimir Putin dan membahas pasokan senjata ke Moskow.

Sullivan menambahkan Kim berharap diskusi mengenai senjata akan terus berlanjut, termasuk di tingkat pemimpin, dan bahkan mungkin secara langsung.

“Kami akan terus menekan basis industri pertahanan Rusia, dan Rusia kini sedang mencari sumber apapun yang dapat mereka temukan” untuk barang-barang seperti amunisi, ujar Sullivan.

“Kami akan terus menyerukan Korea Utara untuk mematuhi komitmen publiknya untuk tidak memasok senjata ke Rusia, yang pada akhirnya digunakan untuk membunuh warga Ukraina,” tambahnya.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Adrienne Watson, pada Senin (3/9), mengatakan Kim dan Putin mungkin berencana melangsungkan pertemuan.

Mengutip pejabat AS dan sekutu yang tidak dapat disebut namanya, surat kabar The New York Times melaporkan bahwa Kim berencana melakukan perjalanan ke Moskow paling cepat minggu depan untuk bertemu dengan Putin.

Ketika ditanya wartawan mengenai hal itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan “tidak dapat [mengonfirmasi] itu.

Tidak ada yang perlu dikatakan.” Menurut para analis politik, ketika Rusia semakin terasing akibat invasi ke Ukraina, nilai Korea Utara di mata Rusia menjadi meningkat.

Bagi Korea Utara, hubungan dengan Rusia tidak selalu sehangat pada masa puncak Uni Soviet, namun kini negara itu memperoleh manfaat nyata dari kebutuhan Rusia akan persahabatan.