Amerika dan Jepang memperkuat aliansi strategis dan membeberkan langkah-langkah dalam pernyataan bersama, Rabu (11/1).
Penguatan itu untuk mencegah meningkatnya ancaman militer China di Laut China Timur dan sekitar Taiwan.
Langkah-langkah itu mencakup rencana untuk menata ulang unit Korps Marinir Amerika yang berbasis di Okinawa dan perjanjian baru untuk bekerja sama dalam bidang antariksa dan teknologi militer canggih.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Rabu (11/1), ikut dalam apa yang disebut pembicaraan 2+2 dengan Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa dan Menteri Pertahanan Jepang Hamada Yasukazu.
Walaupun China berupaya “menetapkan normal baru” di Selat Taiwan dengan meningkatkan aktivitas militer yang provokatif, Austin mengatakan, itu bukan sinyal bahwa invasi China ke Taiwan akan segera terjadi.
Blinken mengatakan China telah mencoba “merusak status yang sudah lama diterapkan yang menjaga perdamaian dan stabilitas (di Selat Taiwan) selama puluhan tahun.” Sebaliknya, Amerika ingin meningkatkannya.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Rabu (11/1) malam, Amerika dan Jepang mengatakan akan mewujudkan gagasan membangun “Aliansi yang lebih mumpuni, terintegrasi, dan gesit yang meningkatkan pencegahan.” Kedua negara juga akan mengoptimalkan postur kekuatan di Indo-Pasifik, membentuk Resimen Littoral Marinir baru di Okinawa pada 2025.
Menurut pejabat-pejabat, resimen baru akan dilengkapi kemampuan antikapal dan kemampuan canggih lain.
Menteri Luar Negeri Hayashi mengatakan kedua negara akan mengambil inisiatif bersama pada masa damai untuk mencegah serangan bersenjata yang merusak stabilitas regional.
Menteri Pertahanan Hamada menambahkan bahwa kedua sekutu akan memperluas penggunaan bersama fasilitas-fasilitas Jepang, sementara meningkatkan latihan bersama dan pelatihan pasukan.