Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden merangkul energi nuklir dengan hati-hati, meskipun masih ada masalah keamanan, untuk membantu mencapai tujuannya, yaitu ekonomi bersih nol karbon untuk AS pada 2050.
Menurut penasihat iklimnya, Gina McCarthy, sebanyak 94 reaktor tenaga nuklir di seluruh Amerika Serikat akan “sangat penting” bagi negara ini untuk memenuhi proyeksi iklim Biden.
AS memiliki reaktor nuklir yang paling banyak dibanding di negara mana pun.
Selain keandalan dan kemandiriannya dari sumber bahan bakar lain, produksi tenaga nuklir relatif tidak memakan tempat, yaitu dengan tapak sedikit lebih dari 5 hektar per megawatt.
Departemen Energi AS mengatakan dibutuhkan 3 juta panel surya atau lebih dari 400 turbin angin untuk menyediakan daya yang sama dengan reaktor 1 gigawatt.
Meskipun biaya awal yang mahal untuk membangun dan mengoperasikan reaktor tenaga nuklir — yang dengan mudah bisa mencapai miliaran dolar — efisiensi pemisahan atom uranium telah menghasilkan 20 persen listrik yang saat ini dihasilkan di Amerika Serikat.
Namun, selama beberapa dekade, kelompok lingkungan telah menyampaikan kisah-kisah menakutkan tentang tenaga nuklir.
Misalnya kecelakaan di Three Mile Island di Amerika Serikat, Chernobyl di Ukraina, dan Fukushima di Jepang.
Mereka juga menyuarakan keprihatinan tentang di mana dan bagaimana menyimpan dan melindungi bahan bakar radioaktif bekas selama ribuan tahun ke depan.