AS: China Ingin Hubungan yang Stabil dengan Washington dalam Jangka Pendek

0
66

China menginginkan hubungan yang stabil dengan Amerika Serikat dalam jangka pendek setelah menghadapi tantangan ekonomi dalam negeri dan tentangan di Asia terhadap diplomasinya yang asertif, kata koordinator Gedung Putih untuk urusan Indo-Pasifik pada Kamis (8/12).

Rasa frustrasi terhadap protokol COVID-19 China yang ketat memuncak dan berubah menjadi gelombang unjuk rasa akhir bulan lalu, sebagai unjuk ketidakpuasan publik terbesar yang terjadi sejak Presiden Xi Jinping mulai memerintah tahun 2012.

Aturan itu berkontribusi pada perlambatan ekonomi, namun pelonggaran aturan juga menciptakan kekhawatiran baru akan perebakan virus yang bisa terjadi di luar kendali.

Campbell mengatakan, masalah-masalah itu, ditambah fakta bahwa China bersikap memusuhi banyak negara tetangganya, berarti China tertarik menjalin hubungan yang lebih dapat diprediksi dengan Washington dalam “jangka pendek.” “Mereka telah menantang banyak negara lain secara bersamaan,” kata Campbell pada Forum Keamanan Aspen di Washington, sambil menyinggung sengketa China dengan Jepang dan India.

“Saya rasa mereka sadar bahwa hal itu menjadi bumerang di berbagai aspek.” “Semua itu meyakinkan saya bahwa China tidak menginginkan hubungan yang bermusuhan secara terbuka dengan Amerika Serikat.

Mereka menginginkan perdiktabilitas dan stabilitas, dan kami juga menginginkan hal yang sama,” kata Campbell.

Pernyataan Campbell disampaikan setelah kedua pemimpin negara bertemu bulan lalu di Bali dan dua hari setelah Washington mengumumkan rencana untuk meningkatkan kehadiran militernya secara bergiliran di wilayah-wilayah sekutu utama, Australia, di tengah kekhawatiran bersama mengenai China.