Pemerintahan Presiden Joe Biden masih terus mencari informasi tentang tentara Amerika Serikat yang menyeberang ke Korea Utara secara ilegal, kata Gedung Putih pada Rabu (19/7).
AS telah mengidentifikasi tentara tersebut sebagai Prajurit Dua Travis King.
Dia dilaporkan berada di tahanan Korut setelah melintasi Area Keamaman Gabungan (JSA) di Zona Demiliterisasi pada Selasa (18/7) waktu Korea.
“Kami masih mengumpulkan semua fakta.
Ini masih sangat dini,” kata Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan.
“Tetapi saya ingin memperjelas bahwa pemerintah telah dan akan terus bekerja secara aktif untuk memastikan keselamatannya dan kembalinya Prajurit King kepada kami dan keluarganya,” ujar dia, menambahkan.
Departemen Pertahanan AS telah berdialog dengan militer Korea Utara, yang dikenal sebagai Tentara Rakyat Korea, dalam upaya untuk mengamankan pembebasan King dan memastikan fakta yang mengarah pada penangkapannya.
King dilaporkan sedang dalam perjalanan kembali ke AS untuk menghadapi tindakan disipliner setelah menghabiskan waktu di penjara militer Korea Selatan atas tuduhan penyerangan.
King telah diberi izin keamanan di Korea Selatan sebelum kembali ke AS, ketika dia bergabung dengan kelompok tur yang dijadwalkan mengunjungi desa perbatasan Panmunjom.
Dari situ, dia menyeberang ke Korea Utara secara ilegal, menurut laporan media.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada Selasa bahwa King dengan sengaja dan tanpa otorisasi melewati garis demarkasi militer.
“Kami memantau dan menyelidiki situasi dengan cermat dan bekerja untuk memberi tahu kerabat terdekatnya, dan berupaya untuk menangani insiden ini,” kata dia.
“Saya benar-benar prihatin tentang keselamatan pasukan kami.
Jadi kami akan tetap fokus pada upaya ini, dan sekali lagi, situasi akan berkembang dalam beberapa hari dan jam ke depan,” tutur Austin.