Amerika Serikat memerintahkan embargo senjata terhadap Kamboja, dengan alasan semakin dalamnya pengaruh militer China, korupsi dan pelanggaran HAM oleh pemerintah dan angkatan bersenjata negara Asia Tenggara itu.
Pembatasan tambahan terhadap barang dan jasa terkait pertahanan, yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri dan Departemen Perdagangan AS, itu diterbitkan dan mulai berlaku Kamis (9/12).
Sebuah pemberitahuan di Federal Register, jurnal resmi pemerintah federal AS, mengatakan, perkembangan di Kamboja “bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS”.
Tujuan embargo itu adalah untuk memastikan bahwa barang-barang yang berhubungan dengan pertahanan tidak tersedia untuk militer dan dinas intelijen militer Kamboja tanpa peninjauan terlebih dahulu oleh pemerintah AS, kata pemberitahuan itu.
Pembatasan terbaru itu menyusul perintah Departemen Keuangan November lalu yang menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap dua pejabat senior militer Kamboja karena korupsi, dan dikeluarkan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pengaruh Beijing.
Pada saat itu, pemerintah AS mengeluarkan peringatan agar perusahaan-perusahaan AS tidak menjalin hubungan dengan entitas-entitas di Kamboja dan militernya yang terlibat dalam pelanggaran HAM, korupsi, dan perilaku buruk lainnya.
Kamboja menyebut sanksi-sanksi tersebut “bermotif politik” dan mengatakan tidak akan membahasnya dengan Washington.
