Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada Menteri Luar negeri Retno Marsudi, Jumat (2/7) bahwa AS akan mengirimkan 4 juta dosis vaksin COVID-19 Moderna ke Indonesia sebagai upaya memerangi wabah virus corona.
Dalam panggilan telepon dengan Retno Marsudi, Jake Sullivan mengatakan vaksin akan dikirimkan melalui program berbagi vaksin global COVAX “sesegera mungkin,” menurut pernyataan Gedung Putih.
Sullivan mengatakan donasi itu “menggarisbawahi dukungan Amerika Serikat untuk rakyat Indonesia dalam memerangi lonjakan kasus COVID-19.” Reuters mengutip pertanyaan tersebut melaporkan bahwa kedua pejabat itu juga membahas rencana AS untuk meningkatkan bantuan sebagai upaya menanggapi COVID-19 Indonesia yang lebih luas, kata pernyataan itu.
“Sullivan menyoroti pentingnya posisi pemerintahan Biden-Harris di Indonesia, Asia Tenggara dan mengakhiri pandemi secara lebih luas dan menjanjikan dukungan berkelanjutan dan keterlibatan tingkat tinggi,” kata pernyataan itu.
Pemerintah Indonesia sedang berjuang melawan salah satu wabah virus corona terburuk di Asia.
Indonesia telah mencatat 25.830 kasus dan 539 kematian pada hari Jumat (2/7).
Pemerintah saat ini sebagian besar mengandalkan vaksin dari Sinovac Biotech dari China, tetapi telah berupaya meragamkan sumber pasokan.
Penny K.
Lukito, Kepala Badan Obat dan Makanan (BPOM), mengatakan Jumat (2/7), pihaknya mengizinkan vaksin Moderna untuk penggunaan darurat.
Washington telah bersaing dengan Beijing untuk memperdalam pengaruh geopolitik melalui diplomasi vaksin.
Meskipun mereka mengatakan tidak berbagi vaksin untuk mendapatkan bantuan atau mengekstraksi konsesi, tetapi untuk menyelamatkan nyawa dan mengakhiri pandemi.
Pemerintahan Biden berjanji bulan lalu untuk membagikan 80 juta vaksin buatan AS secara global di tengah kekhawatiran kesenjangan tingkat vaksinasi antara negara maju dan berkembang.
AS juga telah mengumumkan rencana untuk menyediakan vaksin ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Filipina, Vietnam, Thailand, Laos, Papua Nugini, dan Kamboja.
AS mengatakan akan membeli 500 juta vaksin Pfizer/BioNTech untuk dibagikan ke Uni Afrika dan 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah