Perunding perdagangan utama AS mengatakan China gagal memenuhi komitmen-komitmen perdagangannya dari tahun lalu dan Washington dalam waktu dekat akan mengadakan diskusi terbuka dengan Beijing.
Dalam pidato hari Senin di Washington, kepala Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan, “China membuat komitmen-komitmen yang dimaksudkan untuk menguntungkan industri Amerika tertentu, termasuk pertanian, yang harus kita tegakkan.” China berkomitmen untuk menambah 200 miliar dolar lagi pembelian hasil ekspor AS sebagai bagian dari perjanjian dagang Tahap Satu yang dirundingkan semasa pemerintahan mantan presiden Donald Trump.
Tai mengatakan China telah gagal memenuhi janji pembelian itu dan menyatakan ia akan mengadakan pertemuan dengan mitranya dari China, Wakil PM Liu He, untuk meninjau masalah tersebut.
“Di atas semuanya, kita harus membela kepentingan ekonomi kita,” kata Tai dalam acara hari Senin yang diselenggarakan oleh pusat kajian Center for Strategic and International Studies.
Teruskan pendekatan Trump William Adams, wakil presiden senior dan ekonom senior di PNC Financial Service Group, menyebut pesan keseluruhan dari pidato Tai sebagai “pesan mengenai kesinambungan dengan pendekatan pemerintahan Trump terhadap hubungan perdagangan AS-China.” Presiden AS Joe Biden telah mempertahankan tarif yang diberlakukan oleh Trump sewaktu Tai melakukan peninjauan berbulan-bulan mengenai kebijakan perdagangan AS dengan China.
Tai hari Senin (4/10) mengatakan bahwa untuk selanjutnya, pemerintahan Biden akan mengecualikan beberapa impor China dari tarif yang dikenakan oleh Trump.
Sebagian besar pengecualian tarif sebelumnya itu berakhir pada penghujung tahun lalu.
Meskipun ia menolak gagasan mengenai pembicaraan Tahap Dua, sebagaimana yang diinginkan Trump, untuk membahas subsidi domestik China dan hal-hal lainnya, ia mengatakan isu-isu seperti itu masih akan menjadi bagian dari pembicaraan AS dengan China ke depannya.
Berbagai organisasi perdagangan AS, yang telah mendesak pemerintahan Biden agar segera membeberkan kebijakan perdagangannya dengan China, sebagian besar menyambut baik pernyataan Tai.
“Kami memuji kesediaannya untuk terlibat dalam diskusi dengan mitra-mitranya dari China” mengenai isu perdagangan, dan “kami sependapat dengan Tai bahwa China harus diminta pertanggungjawabannya atas komitmen mereka di bawah perjanjian Tahap Satu,” kata Doug Barry, juru bicara Dewan Bisnis AS-China, kepada VOA.
Namun Barry mengatakan bahwa organisasinya masih khawatir mengenai kemungkinan pengenaan tarif lagi dan pengecualian tarif yang terutama penting bagi para petani di kawasan tengah AS.
Tai tidak mengesampingkan dimulainya investigasi baru di bawah Pasal 301 UU Perdagangan tahun 1974, yang dapat mengarah pada sanksi-sanksi baru terhadap China.