Amerika Serikat mengutuk serangan rudal balistik Iran terhadap Irak dan mengatakan akan membantu Irak meningkatkan kemampuan pertahanan rudal mereka.
Garda Revolusi Iran mengaku bertanggung jawab atas belasan rudal balistik yang menghantam ibu kota Kurdistan, Erbil, Minggu dini hari, media pemerintah Iran melaporkan.
Dalam acara “Face the Nation” di CBS, Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan tidak ada warga AS yang menjadi korban dan tidak ada fasilitas AS yang rusak dalam serangan itu.
Dia mengatakan AS akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi warganya, kepentingannya dan sekutunya.
“Kami sedang berkonsultasi dengan Pemerintah Irak dan otoritas Kurdistan untuk membantu mereka mendapatkan kemampuan pertahanan terhadap rudal agar mampu membela diri di kota-kota mereka,” kata Sullivan.
Serangan rudal tersebut salah satunya menyasar konsulat AS dan otoritas Kurdistan.
Sullivan, dalam pernyataan yang dirilis kemudian oleh Gedung Putih, mengatakan AS mendukung Baghdad dan semua otoritas daerah di Irak untuk menghadapi ancaman Iran.
“Kami akan mendukung Pemerintah Irak untuk meminta pertanggungjawaban Iran, dan kami akan mendukung mitra-mitra kami di Timur Tengah dalam menghadapi ancaman serupa dari Iran,” kata dia.
Ketika ditanya dampaknya pada negosiasi perjanjian nuklir dengan Iran yang buntu, Sullivan mengatakan: “Para perunding telah kembali ke ibu kota masing-masing dan kami akan melihat apa yang terjadi nanti pada diplomasi perjanjian nuklir itu.” Dia mengatakan Presiden Joe Biden tetap berkomitmen kuat untuk menghentikan program senjata nuklir Iran.
“Yang ingin saya katakan adalah, satu-satunya hal yang lebih berbahaya daripada rudal balistik dan kemampuan militer canggih Iran adalah kemampuannya memiliki itu semua dan (juga) senjata nuklir,” katanya.
Pasukan AS yang menempati kompleks Bandara Internasional Erbil sebelumnya pernah diserang oleh roket dan pesawat nirawak (drone), yang menurut Washington dilakukan oleh kelompok milisi dukungan Iran.
Namun serangan semacam itu tidak terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Departemen Pertahanan AS mengalihkan semua pertanyaan terkait komentar Sullivan kepada Departemen Luar Negeri, yang mengawasi perjanjian bantuan keamanan dengan negara lain.
Deplu AS belum berkomentar tentang paket bantuan keamanan yang baru bagi Irak.