Wilbur adalah seorang tukang masak berusia 39 tahun di sebuah restoran di Charlotte, North Carolina.
Selama berbulan-bulan dia tidak mau divaksinasi COVID karena curiga akan efek sampingnya.
“Semula saya takut karena orang mengatakan berbagai hal tentang vaksin dan kita sudah tentu bereaksi,” kata Wilbur, yang tidak bersedia menyebut nama keluarganya.
Dia dihubungi VOA di sebuah unit vaksinasi darurat di Charlotte.
Namun kemudian varian Delta yang sangat menular memicu angka-angka kasus di daerah tempat tinggalnya, dan Wilbur akhirnya memutuskan untuk mengatasi rasa takutnya dan menerima suntikan vaksin itu.
“Reaksi awal saya adalah rasa takut, tetapi setelah saya memperoleh suntikan pertama dan tidak merasa sakit, saya datang hari ini untuk menerima suntikan kedua,” kata Wilbur seorang ayah dua anak.
“Saya segera akan mengusahakan putri-putri saya divaksinasi kalau sudah bisa meluangkan waktu, karena mereka ada di sekolah,” demikian ditambahkannya.
“Satu usia 16 tahun, dan satunya lagi 18 tahun.” Wilbur adalah satu dari sejumlah warga Amerika yang semakin banyak dan berhasil mengatasi keragu-raguan mereka terhadap vaksinasi, serta bermunculan di pusat vaksinasi, klinik, dan apotek untuk menerima suntikan vaksin.
Setelah kampanye vaksinasi pemerintahan Biden mengalami masa sepi musim panas ini, banyak orang kini berusaha memperoleh vaksinasi di tengah-tengah berbagai laporan tentang kenaikan kasus virus corona yang parah, opname di RS, serta kematian.
Menurut laporan media, kenaikan vaksinasi khususnya sangat menyolok di banyak negara bagian di selatan, termasuk North Carolina, Georgia, Alabama, dan Tennessee, di mana proporsi orang yang menerima paling sedikit satu dosis vaksin berada jauh di bawah rata-rata nasional sekitar 60 persen.
Di North Carolina misalnya, dosis pertama vaksin mingguan berlipat ganda antara 7 Juli dan 16 Agustus, dari 39.288 menjadi 87.080, menurut departemen kesehatan North Carolina.
Varian Delta sangat memukul daerah Charlotte, pusat dari Mecklenburg County.
Menurut situs county itu, jumlah rata-rata 14 hari kasus COVID naik dua kali lipat dalam bulan lalu, dari 288 kasus pada 28 Juli menjadi 564 pada 25 Agustus.