Dolar Aussie dan Kiwi menahan kenaikan baru-baru ini mendekati level tertinggi multi-minggu di sesi Kamis seiring perubahan perilaku pasar baru-baru ini terhadap aset berisiko seperti ekuitas, namun kedua mata uang itu sedikit berubah menjelang data inflasi AS hari ini.
Data inflasi AS diharapkan dapat memberikan petunjuk baru bagi pasar mengenai laju pengetatan moneter yang dilakukan the Fed. Jika data inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan berpotensi menandakan perlunya kenaikan suku bunga yang lebih agresif.
Dolar Australia terakhir terlihat diperdagangkan di level $0,71790, tidak jauh dari $0,7194 yang disentuh sehari sebelumnya, yang mendekati level tertinggi tiga minggu.
Analis Westpac dalam catatan pagi untuk klien merujuk pada “ledakan kenaikan di pasar logam, meningkatnya sentimen risiko global dan dolar AS yang melemah” sebagai faktor yang mendukung Aussie, dan menambahkan jika menembus level $0,7183 membuka peluang kenaikan lebih lanjut menuju $0,7225 dan mungkin $0,7275.”
Semenetara itu, dolar Selandia Baru, yang mencapai level tertinggi dua minggu di $0,66975 pada hari Rabu, berada di $0,66883. Sentimen risiko yang membaik juga sedikit membebani safe haven yen, yang berada di 115,61 per dolar, menuju level bawah rentang harga saat ini.
Indeks dolar relatif melemah di level 95,470, setelah hanya bergerak di rentang sempit di minggu ini, setelah dua minggu mengalami gejolak.
Dalam survei Reuters, para ekonom memperkirakan CPI bulanan AS mencatat kenaikan 0,5% di Januari, dan 7,3% pada tingkat tahunan. Federal Reserve saat ini gelisah atas tingginya inflasi, dan pasar bertanya-tanya apakah angka CPI yang lebih tinggi akan mendorong The Fed bergerak lebih cepat dan berlakukan pengetatan yang lebih keras.
Secara umum, para pelaku pasar memperkirakan the Fed melakukan kenaikan suku bunga hanya sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Maret, meski beberapa pihak justru memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 50 bps.
Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester pada hari Rabu mengatakan bahwa dia tidak melihat kasus yang menarik untuk memulai dengan kenaikan 50 bps, dan menambahkan bahwa kenaikan suku bunga setelah Maret akan bergantung pada kondisi inflasi.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS dan Eropa telah meningkat atas terus tumbuhnya ekspektasi kenaikan suku bunga, tetapi lebih tenang pada Rabu dan Kamis pagi. Imbal hasil pada obligasi acuan 10-tahun AS terakhir sebesar 1,9285%, sedikit di bawah 1,970% pada hari Selasa, yang merupakan imbal hasil tertinggi dalam 27-bulan.
Sementara itu, Euro diperdagangkan di level 1,14240, setelah melemah pada minggu ini setelah Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan pada hari Senin tidak perlu pengetatan ekstensif, menenangkan kekhawatiran atas kenaikan tahun ini. Sterling diperdagangkan datar di level $1,3539.