Antara Sanksi Iran dan Tingginya Produksi Minyak AS Bikin Harga Minyak Mendatar

0
112

JAVAFX – Antara sanksi Iran dan tingginya produksi AS bikin harga minyak mendatar pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sehingga membuat investor sendiri bingung untuk melakukan sikap investasinya.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif Khonsari semalam menyatakan bahwa pihaknya sangat keberatan atas keinginan AS untuk merubah kesepakatan 2015 di mana AS ingin lebih memperketat masalah penggunaan Uranium di Iran demi negara tersebut terhindar dari embargonya kembali. Javad Zarif keberatan memenuhi permintaan AS di mana batas waktu kesepakatan 2015 pada tanggal 12 Mei akan berakhir.

Pasar bingung apakah Trump akan mengembargo lagi atau tidak terhadap Iran, padahal bulan lalu produksi minyak negara terbesar ketiga di OPEC ini mencapai rekor produksi tertingginya setelah embargo sebelumnya dengan mencapai angka produksi sebesar 2,6 juta bph karena permintaan impor yang membengkak dari China dan India.

Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,01 atau 0,01% di level $68,43 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,02 atau 0,02% di harga $73,63 per barel.

Harga minyak di perdagangan semalam mengalami penguatannya lagi sebagai bentuk aksi buyback setelah indeks dolar mengalami pelemahannya. Dengan melemahnya dolar AS, maka nilai beli minyak aoan terlihat lebih murah, dan membuat sisi beli investor kemampuannya meningkat.

Sisi positif minyak juga didukung oleh hasil survei Reuters yang memperkirakan bahwa produksi OPEC hanya mampu menghasilkan output produksi tidak lebih dari 32 juta bph di bulan lalu. Penurunan pasokan minyak OPEC karena produksi minyak Venezuela sudah turun hampir 40% sejak tahun lalu.

Batasan kenaikan harga minyak yaitu pasca Energy Information Administration menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS di pekan lalu mengalami kenaikan sebesar 6,2 juta barel sehingga persediaan minyak pemerintah AS berjumlah 435,96 juta barel, tertinggi di 2018 ini. EIA juga menyatakan bahwa produksi harian AS mengalami kenaikan sekitar 30 ribu bph menjadi 10,62 juta bph, dan segera mengejar produksi minyak Rusia yang sekitar 10,98 juta bph. Sejauh ini, produksi minyak AS sejak pertengahan 2016 telah meningkat 25%.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC