Harga Emas Sepertinya Belum Bisa Rengkuh Level Psikologis

0
9411
javafx.news | Analisa Fundamental

JAVAFX – Analisa fundamental di hari Senin(20/11/2017), harga emas sepertinya belum bisa rengkuh level psikologisnya di $1300 pertroy ounce pada perdagangan awal pekan ini.

Seperti kita ketahui membaiknya data perumahan AS tidak serta merta investor merengkuh greenback, karena situasi politik AS yang sedang diuji lagi seakan memberikan tekanan yang sempurna kepada greenback oleh mata uang utama dunia lainnya termasuk emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $18,30 atau 1,43% di level $1296,50 pertroy ounce. Untuk perdagangan mingguan, logam mulia emas ini mengalami penguatan sebesar 1,8%.

Tren pergerakan logam emas akhir pekan lalu seakan antiklimaks kapan lagi emas harus melemahkan dolar AS dan tentu akan menimbulkan pertanyaan ketika data-data ekonomi AS dengan rasa sangat mantap dalam menatap kenaikan suku bunga the Fed di Desember nanti, seakan memunculkan pertanyaan peristiwa apakah yang harus menurunkan nilai mata uang AS tersebut dan menimbulkan sisi beli emas yang besar.

Sejauh ini juga beberapa pejabat the Fed sendiri telah berhasil mengombang-ambingkan perasaan investor dunia dimana ada pihak yang pro-kenaikan suku bunga dan ada pula pejabat the Fed yang anti suku bunga dinaikkan. Sejauh ini ketua Janet Yellen telah tegas menghadapi hal ini, bahwa publik harus konsisten memegang teguh terhadap hasil dari Fed meeting atau biasa disebut Fed minutes, karena menurut Yellen bahwa dirinya mempunyai tugas memegang teguh hasil rapat tersebut demi kelancaran kebijakan moneternya.

Namun tarik ulur masalah pajak, memang membuat pasar yakin, kadang pula pasar dibuat tidak yakin atas rencana kebijakan fiskal ini, seakan sebuah drama sinetron sedang diberikan pihak AS agar dolar AS melemah terlebih dahulu sebelum adanya keputusan undang-undang pajak yang baru tersebut.

Dalam balance of payment parity atau teori keseimbangan mata uang berdasar neraca pembayaran, tampaknya greenback sedang menuju ke arah overvalued, atau kelebihan alias kemahalan, sehingga ini membuat defisit neraca perdagangan sepertinya akan melebar, sehingga tugas otoritas moneter dan fiskal AS sedang bermain disini.

Hal ini juga bisa terjadi karena nilai mata uang AS sendiri melejit terlebih dahulu dan emas tertekan ketika suku bunga the Fed telah diyakinkan akan naik 4 kali lagi, dimana sekali di tahun ini dan 3 kali ditahun depan. Sebelum terjadi, maka diharapkan greenback tidak terlalu menguat sekali agar kondisi neraca AS tidak melebar terlebih dulu defisitnya.

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: CNBC