Angkatan Laut AS hingga Senin pagi (7/9) masih mencari seorang tentaranya yang hilang dari kapal induk USS Nimitz yang sedang berpatroli di wilayah utara Laut Arab, di tengah-tengah ketegangan dengan Iran.
Awak di atas Nimitz mengeluarkan peringatan waspada “orang jatuh dari kapal” pada pukul 6.47 malam waktu setempat, Minggu (6/9), setelah gagal menemukan tentara itu di atas kapal induk berkekuatan nuklir tersebut, kata Komandan Rebecca Rebarich, juru bicara Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain.
Kapal induk Amerika tertua yang masih beroperasi itu mengangkut sekitar 5.000 tentara dan marinir.
Para personel Nimitz, kapal penjelajah berpeluru kendali USS Princeton dan sejumlah kapal Armada ke-5 lainnya masih melanjutkan pencarian mereka, Senin, kata Rebarich.
Karena kebijakan Angkatan Laut AS, ia menolak mengidentifikasi tentara yang hilang itu.
Nimitz, yang pelabuhan utamanya di Bremerton, Washington, telah berada di Laut Arab sejak akhir Juli.
Kapal itu menggantikan tugas kapal induk USS Dwight D.
Eisenhower, yang sebelumnya telah berbulan-bulan berada di sana.
Setelah berada di Timur Tengah, Nimitz sempat menyaksikan langsung bagaimana Iran melangsungkan latihan militer dengan peluru sungguhan yang menarget sebuah objek yang digambarkan seolah-olah Nimitz.
Latihan itu menunjukkan ancaman konflik militer antara Iran dan AS yang terus berlanjut setelah serangkaian insiden tahun lalu yang memuncak dengan serangan pesawat nirawak AS yang menewaskan seorang jenderal Iran di Baghdad, Irak.
Teheran menanggapi serangan itu dengan menembakkan serangkaian misil balistik yang melukai puluhan tentara Amerika di Irak