JAVAFX – Aksi safe haven emas meredup pada perdagangan sore hari ini dimana potensi perang dagang antara AS dengan China yang sempat menggelegar, tampaknya tereliminasi dengan penantian tindakan balasan dari pihak AS di pekan ini.
Pasar ekuitas dari Asia hari ini sedikit tenang dengan posisi beli kembali di pasar saham Asia dan pembukaan Eropa sehingga ada sedikit tekanan kepada emas. Alhasil ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara melemah $2,80 atau 0,21% di level $1344,10 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Mei di Comex untuk sementara melemah $0,11 atau 0,64% di level $16,57 per troy ounce.
Sebelumnya, kondisi yang sering bergejolak ini dipengaruhi oleh sentimen investor terhadap beberapa kebijakan fiskal Presiden Trump yang selalu membuat investor cemas terhadap masa depan situasi perdagangan dan ekonomi yang kondusif di seluruh dunia. Sebelumnya Presiden Trump telah menerapkan tarif baru bagi impor logam di AS, di mana negara-negara pengimpor logam seperti Meksiko, Kanada, Australia, Korea Selatan dan Uni Eropa dibebaskan dari tarif tersebut.
China yang juga merupakan salah satu pengimpor logam ke AS, tidak mendapatkan keistimewaan dari Presiden Trump, namun malah Presiden Trump telah menyepakati untuk menerapkan tarif impor baru terhadap beberapa produk dari China yang mempunyai nilai antara $50 milyar hingga $60 milyar per tahunnya sehingga kondisi ini tentu telah menimbulkan perang dagang.
Kemarin China bereaksi yaitu telah melakukan menjalankan tarif impor yang baru untuk 128 produk asal AS yang akan di jual ke China dengan nilai yang bisa mencapai sekitar $3 milyar per tahunnya. Beijing telah melaksanakan kebijakan tersebut di mana produk babi, buah-buahan serta beberapa produk kacang AS telah terkena pajak antara 15% hingga 25%.
Dan Beijing sendiri percaya diri bahwa kebijakan proteksi tersebut teoah sesuai dengan aturan dari WTO. Reaksi bali dari Trump juga terjadi dengan membuat tekanan untuk menyelesaikan di pekan ini produk-produk asal China yang terkena tarif baru, yang sebelumnya dijadwalkan baru selesai 60 hari sejak akhir Maret lalu.
Situasi ini tentu membuat perang dagang internasional yang makin marak terjadi sehingga investor sedikit menjauhi greenback untuk sementara waktu dan kembali mencari emas sebagai aset pengamannya.
Namun pelemahan emas ini memang tidak akan besar mengingat situasi yang tidak kondusif di sektor perdagangan ini dapat mempengaruhi investor untuk tetap mencari pengaman aset-asetnya jelang rilisnya data tenaga kerja AS di akhir pekan nanti.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: Reuters