Pasar saham Jepang ditutup sedikit melemah pada hari Senin, melepas kenaikan yang sempat diperoleh di awal sesi yang didorong oleh saham siklus setelah para investor membukukan keuntungan pasca reli tajam bulan ini, sementara kehati-hatian juga memengaruhi pasar saham jepang menjelang perubahan kepemimpinan politik.
Indeks saham Nikkei Average 225 ditutup turun 0,03% pada level 30.240,06 setelah sempat naik 0,5%. Indeks Topix, yang lebih luas, tergelincir 0,14% menjadi 2.087,74. Indeks Nikkei telah naik hampir 8% sepanjang September ini atas harapan pemulihan ekonomi di tengah penurunan kasus infeksi COVID-19.
Kenaikan di awal sesi yang sempat diperoleh terhapus menyusul para pelaku pasar mencoba mengunci keuntungan setelah reli besar sampai minggu lalu. Dan aksi jual juga didorong oleh kehati-hatian menjelang perubahan kepemimpinan politik, sementara masih ada kekhawatiran kemungkinan default oleh China Evergrande.
Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang akan mengadakan pemilihan untuk memilih pemimpin baru, yang akan menjadi perdana menteri negara berikutnya.
Saham perusahaan pengirim memimpin penurunan di antara 33 sub-indeks industri di Tokyo Stock Exchanges dengan penurunan 6,45%. Sementara itu, saham dengan eksposur ke China terus terpukul karena kekhawatiran potensi default China Evergrande yang masih mendera. Pembuat AC Daikin Industries turun 3,44% dan pembuat toilet Toto tergelincir 1,84%.
Saham perusahaan yang bergantung pada pola hidup yang mengharuskan masyarakat untuk tetap di rumah melemah, setelah menteri kesehatan mengatakan situasi infeksi COVID-19 membaik sehingga kondisi darurat dapat segera dicabut di sebagian besar Jepang.
Sementara saham yang bergantung aktivitas ekonomi berhasil mencatat kenaikan, dengan saham maskapai penerbangan melonjak 3,76% dan operator kereta api naik 1,69%.
Saham Department Store naik, dengan saham Takashimaya naik 4,04%, Isetan Mitsukoshi naik 3,66% dan Marui Group naik 2,82%.