JAVAFX – Aksi penguatan dolar AS makin menghilang pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang hari ini, di mana kondisi ini merupakan lanjutan dari kondisi sebelumnya dengan keinginan pasar yang muali meragukan rencana kenaikan suku bunga the Fed lebih lanjut.
Melihat pada perdagangan sebelumnya, pada perdagangan sebelumnya, pergerakan dolar AS mengalami tekanannya dari beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup menguat di level 1,1609, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2883, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7438 dan USDJPY ditutup melemah di level 110,97.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1613, GBPUSD bergerak di level 1,2879, AUDUSD di level 0,7442 dan yen di level 110,80.
Kondisi yen kali ini masih menguat terhadap dolar AS lagi setelah pekan lalu Bank of Japan memang tidak merubah suku bunganya di level yang rendah serta mempertahankan paket kebijakan stimulusnya secara jangka panjang demi meningkatkan kemampuan ekonomi Jepang. Usaha BoJ sampai saat ini memang belum berhasil mengangkat inflasi di Jepang namun sekarang memperlebar jarak kurva imbal hasilnya sehingga fleksibilitas harga akan mendongkrak minat investor untuk kembali mengoleksi surat hutang Jepang.
Terbukti sejak awal bulan ini, yen terus bertahan dari gempuran dolar AS, diiringi juga mulai melemahnya mata uang kawasan Eropa seperti euro dan pound yang tergerus oleh situasi perang tarif. Sejauh ini, pihak Jepang selalu menghindari diri dari penerapan tarif AS, sehingga sejauh ini pula kondisi produk Jepang belum mengalami proteksi dari AS yang bisa mengakibatkan rendahnya kinerja ekonomi.
Pelemahan dolar AS sempat muncul kemarin setelah data surplus perdagangan China yang masih ada pertumbuhannya, dan pagi tadi akibat dari perang tarif membuat inflasi di China juga mengalami kenaikan. Kondisi ini memang menjadi pertanda bahwa mata uang AS untuk sementara dalam kondisi tertekan karena kinerja ekonomi China masih baik-baik saja disaat perang tarif sedang berlangsung.
Potensi kebijakan Presiden Trump untuk memberikan tarif proteksi terhadap sistem perdagangannya dengan telah membuat beberapa negara tujuan proteksi dan ramai-ramai juga melakukan tindakan balasan berupa pemberian tarif juga terhadap barang-barang asal AS. Dan China pun tengah menyiapkan senjata tarif baru serta rencana paket bantuan ekonominya untuk menahan gejolak rendahnya ekonomi China, telah membuat upaya dolar AS makin dipertanyakan tingkat kekokohannya apalagi data nonfarm payroll akhir pekan lalu kurang bagus.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi