JAVAFX – Aksi boikot Turki gagal lemahkan dolar AS pada perdagangan hari ini di mana potensi penguatan dari mata uang AS ini sepertinya memang masih nyata adanya sebagai bentuk aksi mencari aset pengaman akibat dampak krisis Turki.
Secara umum di perdagangan sebelumnya, kondisi dolar AS memberikan tekanan kepada mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1343, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2717, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7237 dan USDJPY ditutup menguat di level 111,14.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1323, GBPUSD bergerak di level 1,2695, AUDUSD di level 0,7208 dan yen di level 111.25.
Sebelumnya, nilai dolar AS masih membaik pada perdagangan semalam setelah investor sedang memanfaatkan momentum memanasnya tensi perang dagang antara AS dengan Turki dan membuat pasar uang global sejak akhir pekan lalu hingga sekarang terus bergejolak dengan mengarah kepada penguatan greenback.
Kondisi ini diperparah pihak Turki yang enggan untuk berunding dengan AS terkait kerjasama militer mereka, bahkan Presiden Turki Reccip Erdogan melakukan seruan boikot beberapa produk asal AS khususnya produk elektroniknya sebagai wujud protes mereka kepada Presiden Trump dan bank sentral Turki juga melakukan pelepasan likuiditasnya secara besar-besaran, namun aksi ini masih gagal meredam penguatan dolar AS hingga sekarang.
Kondisi perang tarif belum usai membawa dampak bank sentral Argentina melakukan peralihan kebijakan moneter yang ekstrem di mana mereka menaikkan suku bunganya hingga 45% demi menjaga mata uangnya tidak tertekan oleh dolar AS. Namun langkah tersebut masih belum menampakkan hasilnya.
Sebelumnya indeks dolar menjaga ritme positifnya selama ini di mana proses perang dagang memberikan arti bahwa harga barang yang terkena tarif baru dari Presiden Trump khususnya harga barang di AS, akan mengalami kenaikannya. Sisi kenaikan inflasi di AS tentu akan mendatangkan dukungan yang kuat terhadap rencana kenaikan suku bunga ths Fed yang bisa naik secara agresif. Sinyal inflasi yang akan meninggi ini, telah dibaca investor dengan melakukan koleksi surat hutang berlatar belakang AS meski Trump tidak senang.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi