Biden Pertahankan Keputusan Tarik Militer AS dari Afghanistan

0
77
Former Vice President Joe Biden hasn't hidden his presidential aspirations since leaving office in 2017, and didn't appear deterred by accusations of inappropriate contact over the past several weeks either.

Presiden AS Joe Biden berbicara kepada rakyat Amerika tentang krisis di Afghanistan hari Senin (16/8), dalam komentar publik pertamanya sejak Taliban mengambil kendali penuh atas negara di Asia Selatan itu.

Biden, kembali ke Gedung Putih dari Camp David, Senin (16/8), sehari setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari Afghanistan ketika Taliban mencapai ibu kota Afghanistan, Kabul.

Biden berbicara pada hari Senin pukul 3:45 sore waktu setempat.

Biden secara konsisten mempertahankan keputusannya untuk menarik semua pasukan AS dari Afghanistan selambatnya 31 Agustus.

“Satu tahun lagi, atau lima tahun lagi, kehadiran militer AS tidak akan membuat perbedaan jika militer Afghanistan tidak bisa atau tidak mempertahankan negaranya sendiri,” kata Biden dalam pernyataannya, Sabtu (14/8).

“Dan kehadiran Amerika tanpa akhir di tengah konflik sipil negara lain tidak dapat saya terima,” lanjut Biden.

Taliban meningkatkan serangan sejak awal Mei, ketika AS dan sekutu-sekutunya dari NATO mulai menarik pasukan yang tersisa dari Afghanistan.

Serangan Taliban merebut ibu kota provinsi dan menyapu sebagian besar negara itu dalam waktu seminggu lebih, yang berpuncak pada runtuhnya pemerintahan Afghanistan.

AS sebelumnya mempertahankan kendali atas bandara Hamid Karzai di Kabul, tetapi kekacauan terjadi ketika ribuan orang mencoba melarikan diri dari negara itu.

Meskipun pemerintahan Biden membela keputusannya untuk meninggalkan Afghanistan, pemerintahannya menyatakan terkejut atas cepatnya negara itu jatuh ke tangan Taliban.

“Tentu saja kecepatan jatuhnya kota-kota, jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan siapa pun,” kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam acara televisi Today NBC.

Beberapa anggota kongres dari Partai Republik mengecam keras pemerintah atas kekacauan di Afghanistan.