Selandia Baru akan izinkan masuk pelancong telah divaksin tahun depan

0
53

Selandia Baru berencana untuk mengizinkan masuk bebas karantina bagi pelancong yang telah divaksin dari negara-negara berisiko rendah mulai awal tahun depan.

Pemberian izin masuk itu merupakan bagian dari pembukaan kembali secara bertahap perbatasan Selandia Baru yang ditutup tahun lalu karena pandemi COVID-19, kata Perdana Menteri Jacinda Ardern, Kamis.

Ardern mengatakan Pemerintah Selandia Baru akan beralih ke model baru (izin masuk) berbasis risiko per individu untuk perjalanan bebas karantina mulai kuartal pertama 2022, yang akan menetapkan jalur pembukaan perbatasan berisiko rendah, menengah, dan tinggi ke negara itu.

Pelancong yang telah divaksin dari negara-negara berisiko rendah dapat melakukan perjalanan bebas karantina ke Selandia Baru.

Namun, pelancong yang berasal dari negara-negara berisiko sedang dan tinggi harus melalui kombinasi tindakan karantina mulai dari isolasi diri hingga menghabiskan 14 hari di tempat karantina.

“Kami belum dalam posisi untuk membuka kembali perbatasan sepenuhnya.

Ketika kami mulai membuka, kami akan berhati-hati dan tidak tergesa-gesa, karena kami ingin bergerak dengan sebanyak mungkin keyakinan dan kepastian,” kata Ardern.

Hal itu disampaikan Ardern dalam pidatonya pada sebuah konferensi pers di sebuah forum yang membahas tentang menghubungkan kembali warga Selandia Baru dengan dunia.

Ardern telah mendapatkan pujian secara global karena dianggap berhasil menahan penularan lokal COVID-19 melalui strategi eliminasi yang ketat.

Selandia Baru hanya mencatat 2.500 kasus dan 26 kematian akibat infeksi virus corona.

Ardern mengatakan proyek percontohan isolasi diri akan dimulai tahun ini, dan sistem pengujian dan pemeriksaan vaksin baru akan didirikan di area-area perbatasan.

Selandia Baru juga akan mempercepat peluncuran vaksinasi di mana semua warga dengan usia yang memenuhi syarat dapat memesan vaksin mereka pada 1 September, kata Ardern.

Program vaksinasi negara itu juga akan menggunakan jeda enam minggu antara dosis untuk memastikan lebih banyak warga Selandia Baru setidaknya mendapatkan vaksin dosis pertama.

Ardern mengatakan pemerintah akan mempertahankan strategi eliminasinya.

“Jika kita menghentikan pendekatan eliminasi kita terlalu cepat, tidak ada jalan untuk kembali, dan kita dapat melihat wabah yang signifikan di sini seperti yang dialami beberapa negara di luar negeri yang telah membuka diri lebih awal dalam peluncuran vaksinasi mereka,” kata Ardern.