Menlu RI dorong diversifikasi produk vaksin ke negara berkembang

0
70

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong diversifikasi produk vaksin ke negara berkembang, saat berbicara pada konferensi internasional The First Meeting of the International Forum on COVID-19 Vaccine Cooperation yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (5/8).

“Kita harus mendorong solidaritas dan kerja sama internasional untuk mempercepat vaksinasi global, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi vaksin.

Hal ini dapat dicapai salah satunya melalui diversifikasi produksi vaksin ke negara berkembang,” kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Lebih lanjut, Menlu Retno menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk membantu negara berkembang dalam penguatan infrastruktur esensial, pusat penelitian, jalur produksi, fasilitas pendingin (cold storage), dan sumber daya manusia.

Pada saat yang sama, kolaborasi internasional harus dapat memfasilitasi akses ke bahan baku, pembebasan hak kekayaan intelektual, transfer teknologi termasuk untuk vaksin mRNA, serta skema pembiayaan yang sehat.

Sebagai salah satu ketua bersama COVAX AMC Engagement Group, Menlu RI juga menyampaikan pentingnya dukungan semua negara kepada mekanisme berbagi vaksin COVAX, sebagai satu-satunya platform global yang menjamin kesetaraan akses bagi semua.

Selain itu, COVAX juga perlu segera mengeksplorasi alokasi vaksin untuk 20 persen populasi khususnya untuk negara berpenghasilan rendah.

Konferensi internasional tersebut diikuti oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, para menlu dan pejabat tinggi lebih dari 23 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika, serta perwakilan organisasi internasional lainnya.

Partisipasi Menlu RI pada konferensi itu merupakan upaya diplomasi Indonesia yang terus berkomitmen dalam mendorong semua negara untuk mempererat solidaritas dan kolaborasi dalam menanggulangi pandemi termasuk menjadikan vaksin sebagai barang publik global, serta kesetaraan akses dan distribusi vaksin bagi semua negara.

Konferensi menghasilkan dokumen berupa Joint Statement of the International Forum on COVID-19 Vaccine Cooperation.

Negara-negara yang berpartisipasi pada konferensi tersebut termasuk Argentina, Brazil, Chile, China, Kolombia, Republik Dominika, Ekuador, Mesir, Hungaria, Indonesia, Kenya, Malaysia, Meksiko, Maroko, Pakistan, Filipina, Federasi Rusia, Serbia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan.

Selain itu juga berpartisipasi perusahaan vaksin dan lembaga riset vaksin dari negara terkait seperti Sinopharm, Sinovac, Bio Farma, dan Gamelaya Center Rusia untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga riset, dan perusahaan vaksin untuk penanganan pandemi COVID-19.